AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Jet latih lawas Lockheed T-33 Shooting Star (T-Bird) mengawal penerbangan perdana pesawat Boeing 777X. Tampak kontras, jet komersial badan lebar terbaru buatan Boeing, penerbangannya dikawal oleh pesawat lama buatan Lockheed yang di sejumlah negara penggunanya telah dipensiunkan, termasuk di Indonesia oleh TNI Angkatan Udara.
Untuk diketahui, T-33 pertama kali mengudara pada 22 Maret 1948. Terakhir pesawat ini dipensiunkan oleh Angkatan Udara Bolivia pada 2017 setelah digunakan selama 44 tahun sejak 1973.
Boeing 777X dengan sayap lipatnya di bagian ujung, saat sebelum mengudara berjalan merayap (taxiing) menuju Landasan 14 Paine Field, Everett pada pukul 10.09 waktu setempat.
Lalu ia merentangkan sayap lipatnya di bagian ujung, suatu kreasi baru bagi pesawat jet komersial.
Tak berapa lama, pesawat mengudara hingga ketinggian 15.000 kaki menuju bagian barat Grand Coulee Dam dan terbang selama 3 jam 51 menit.
Pada saat akan mendarat, cuaca buruk menghadang. Boeing 777X diminta untuk berputar terlebih dahulu sebelum mendarat dalam jarak pandang yang kurang baik itu.
Satu helikopter turut dikerahkan untuk melakukan pengawalan pendaratan perdana 777X, melengkapi tugas yang diemban T-33.
Saat 777X (777-9) WH001 dengan pemimpin penerbangan Capt. Van Chaney itu menyentuh landasan, T-33 tampak terbang melintas di sebelah kiri pesawat.
Akhirnya, pesawat harapan terbaru Boeing (di tengah meredupnya citra perusahaan akibat 737 MAX 8) ini berhasil mendarat di Boeing Field, Seattle pada pukul 14.00 waktu setempat.
Sejumlah T-33 dimiliki oleh kalangan sipil saat ini dari total lebih 6.500 unit yang berhasil diproduksi. Boeing termasuk yang menggunakan dua pesawat ini sebagai pesawat pengawal (chaser) bagi penerbangan uji coba pesawat baru.
T-33 telah digunakan saat mengawal penerbangan perdana 787 Dreamliner pada 15 Desember 2009 dan penerbangan perdana 737 MAX-7 pada 16 Maret 2018.
Roni Sontani