AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Bukan hanya Jakarta dan daerah sekitarnya yang “kecolongan” datangnya hujan deras sehingga menyebabkan banjir besar di sejumlah wilayah. Bahkan, negara maju sekelas Israel pun tak luput kecolongan menghadapi fenomena alam ini.
Bila di Jakarta, Bandara Halim Perdanakusuma tergenang air, pun demikian dengan Pangkalan Udara Hatzor di Israel.
Lebih parah lagi, akibat guyuran air dari langit itu, delapan pesawat tempur F-16C/D Barak milik Angkatan Udara Israel (IAF) ikut terendam banjir.
Israel telah merancang hanggar bawah tanah mereka sedemikian rupa sehingga tempat tersebut diklaim aman untuk menyimpan atau nyembunyikan pesawat tempur.
Namun faktanya, hanggar bawah tanah kebanjiran setelah anak sungai yang berada di bagian selatan pangkalan udara itu airnya meluap dan merobohkan tanggul semen. Air sebanyak 50.000 meter kubik pun ‘bertamu ke kamar’ F-16 hingga ketinggian 1,5 meter.
Peristiwa ini terjadi pada minggu lalu, namun baru tiga hari kemudian diumumkan oleh IAF yaitu pada Senin, 13 Januari. Awalnya, IAF membuat blunder dengan menyembunyikan informasi kejadian tersebut.
Dalam rilis berita yang dikeluarkan, IAF menjelaskan, terendamnya delapan F-16 di hanggar bawah diakibatkan oleh cuaca ekstrem yang melanda Israel. Hujan telah menyebabkan banjir di sejumlah kota di negeri itu.
Pesawat-pesawat F-16 yang terendam banjir adalah pesawat yang saat itu berada di Datak, sebutan untuk hanggar bawah tanah Israel.
“Kami membuat kesalahan dengan tidak melakukan evakuasi. Sebanyak delapan pesawat berada di hanggar itu. Ini sebuah kesalahan mengapa tidak ada yang memindahkan dan kami akan melakukan investigasi atas terjadinya hal itu,” tulis IAF.
Dari delapan F-16 yang terendam air, tiga di antaranya dinyatakan mengalami kerusakan serius.
Segera pulih
IAF akan menginvestigasi skenario pencegahan dan penanganan banjir di pangkalan Hatzor dan mengapa pada saat kejadian para personel datang terlambat untuk dapat memindahkan pesawat.
F-16 Barak dioperasikan oleh Skadron 101 (Skadron Penempur Pertama) dan Skadron 105 (Kalajengking). Keduanya berada di Pangkalan Udara Hatzor.
IAF mengatakan, pesawat-pesawat tersebut akan segera diperbaiki dan bisa kembali normal beroperasi dalam satu minggu ke depan.
IAF menghitung, total kerugian F-16 akibat terendam banjir ini mencapai tiga juta dolar AS. Secara umum, lanjutnya, kejadian ini tidak terlalu berpengaruh pada kesiapan operasional pesawat tempur IAF.
Delapan F-16C/D yang kebanjiran merupakan bagian dari 127 F-16C/D Barak yang dimiliki Israel sejak 1987.
Adapun F-16I Soufa dengan jumlah 97 unit yang dimiliki IAF dalam kondisi aman.
Angkatan Udara Israel mengoperasikan kurang lebih 224 unit F-16, terdiri dari varian C/D dan I.
Roni Sontani
hi hi hi, ternyata tentara Israel tidak sesigap yang diberitakan, masa iya sih..sebelum banjir kan hujan dulu, atau air merambat perlahan, tidak seperti ledakan bom lah…lha kok asset yang begitu berharga dibiarkan kerendam banjir..