AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (RMAF) memensiunkan 12 helikopter Sikorsky S-61A Nuri setelah menggunakannya selama lima dekade alias 50 tahun.
Hal itu dilakukan karena biaya untuk mempertahankan operasional Nuri semakin tinggi.
Demikian dikatakan Kepala Staf RMAF Jenderal Datuk Seri Ackbal Abdul Samad dalam konferensi pers dengan sejumlah media seperti diberitakan Bernama pada 7 Januari.
Ackbal menyebut, helikopter Nuri telah sampai pada layanan terakhirnya. Kesulitan memperoleh suku cadang adalah salah satu faktor dihentikannya layanan helikopter tersebut.
Ia menjelaskan, kalaupun RMAF memiliki anggaran untuk melakukan perawatan helikopter Nuri, untuk mendapatkan suku cadangnya sudah sulit.
“Bahkan jika RMAF memiliki uang untuk perawatan Nuri, dibutuhkan waktu antara sembilan hingga 18 bulan untuk mendapatkan suku cadang,” ujar Akcbal.
Selain itu, RMAF telah memiliki rencana untuk pengadaan helikopter baru pengganti Nuri. Namun hal itu masih dalam tahap proses pengkajian.
Ackbal tidak menyebutkan helikopter apa saja yang sedang dikaji sebagai pengganti Nuri.
Flight Global mencatat, masalah anggaran dan politik telah melumpuhkan akuisisi pertahanan Malaysia dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, salah satu dari sedikit akuisisi yang sukses dilaksanakan Kuala Lumpur dalam satu dekade terakhir adalah pembelian 12 helikopter Airbus H225M untuk RMAF.
Walaupun, rencana pembelian awal adalah 28 unit.
RMAF total pernah mengoperasikan 23 (ada juga yang menyebut 29) S-61A Sea King yang di Malaysia diberi nama Nuri. Sementara Angkatan Darat Malaysia (MA) mengoperasikan tiga unit.
Sementara itu pada 2008, Bernama memberitakan bahwa Malaysia telah merinci empat helikopter calon pengganti Nuri.
Keempatnya adalah (saat itu) Eurocopter Cougar EC725, Sikorsky S92, Agusta Westland EH 101, dan Mi-171.
Roni Sontani