AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Setelah tiga bulan mendapat larangan untuk tidak diterbangkan (grounded) akibat masalah teknis pada kunci pengait kargo di lantai pesawat, tanker Boeing KC-46 Pegasus yang pertama kembali diperbolehkan mengudara lagi untuk angkut penumpang dan kargo. Pengumuman ini resmi dikeluarkan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) pada Jumat, 20 Desember 2019.
Sebelumnya, tanker KC-46A mendapat label Defisiensi Kategori 1 akibat masalah teknis serius terkait desain pengunci kargo yang dapat membahayakan manusia dan pesawat.
KC-46A pertama telah memperkenalkan kunci pengait baru yang sangat aman. Boeing menyatakan, sudah ada empat unit pesawat tanker Pegasus yang telah diperbaiki dan menggunakan kunci pengait baru. Hal ini, kata Boeing, dapat terlaksana berkat kerja sama yang baik dengan pihak angkatan udara.
Seperti diketahui, USAF telah memberlakukan larangan terbang bagi pesawat tanker KC-46A Pegasus sejak September 2019. Hal ini menyusul terjadinya insiden di mana kunci pengait kargo di lantai pesawat ini tiba-tiba tidak mengunci saat dalam penerbangan.
Walau tidak terbuka sepenuhnya, kondisi itu dianggap sangat berpotensi menimbulkan bahaya serius di mana kargo-kargo yang berat secara tiba-tiba dapat terurai atau menggelinding.
Selain dapat menimbulkan ketidakstabilan penerbangan, kargo-kargo besar dapat melukai manusia dan membahayakan penerbangan.
Untuk diketahui, USAF rencananya akan diperkuat dengan 179 KC-46A Pegasus. Pesawat ini akan menggantikan armada KC-135 Stratotanker. Unit pertama KC-46A diterima USAF pada awal tahun ini.
Diberitakan Defense News, hal lain yang menyebabkan USAF belum puas dengan pesawat ini, adalah terkait sistem sensor kendali jauh perangkat boom.
Sensor digunakan sebagai pemandu proses pengisian bahan bakar oleh opertator terhadap pesawat penerima.
Para pejabat USAF menyatakan, akan dibutuhkan beberapa tahun untuk melakukan perubahan pada perangkat keras maupun perangkat lunak dari alat tersebut.
Roni Sontani