AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Raytheon dari Amerika Serikat dan Saab dari Swedia telah melakukan uji penembakan rudal panggul Carl-Gustaf yang disebut Guided Carl-Gustaf Munition (GCGM).
Pengujian dilakukan di Pusat Uji Bofors milik Saab di Karlskoga, Swedia dan di Mile High Range, Sierra Blanca, Texas.
Raytheon dan Saab berkolaborasi mengembangkan rudal panggul Carl-Gustaf dengan munisi berpemandu laser semi aktif. Rudal ini dapat digunakan untuk menghancurkan sasaran diam maupun bergerak hingga jarak 2.000 m.
Nama Carl-Gustaf kembali digunakan sebagai nama munisi baru berpemandu ini. Bila dirunut ke sejarahnya, GCGM dapat dikatakan sebagai peningkatan dari senjata antitank recoiless riffle Carl-Gustaf kaliber 84 mm.
Senjata antitank/anti-perkubuan itu telah digunakan oleh pasukan darat Amerika Serikat serta 40 negara lainnya. Indonesia termasuk pengguna Carl-Gustaf M2 sejak 1960-an.
Mengutip pemberitaan Saab, dalam 12 bulan terakhir, Raytheon dan Saab intensif melakukan pengembangan rudal panggul Carl-Gustaf.
Kerja sama Raytheon dan Saab untuk pengembangan GCGM dimulai pada 2017.
Roni Sontani