AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Di luar China, Iran termasuk negara yang sangat masif mengembangkan peralatan perangnya. Hebatnya, pembuatan alutsista ini dilakukan secara mandiri demi melawan embargo senjata Amerika Serikat dan sekutunya.
Peluncuran beragam senjata buatan industri lokal dan lembaga riset militer telah sering dilakukan beberapa tahun belakangan ini. Kegiatan terakhir dilaksanakan pada 3 Oktober 2019, diselenggarakan oleh Angkatan Darat Iran (Iranian Army Ground Force).
Tak tanggung-tanggung, lima produk langsung dipertunjukkan. Dikutip dari Tasnim News, perangkat keras militer ini dirancang dan diproduksi secara swadaya oleh Research & Self-sufficiency Jihad Organization of the Iranian Army.
Produk yang ditampilkan pertama berupa drone yang diluncurkan dengan tangan bernama Farpad. Drone taktis mini ini mengadopsi sayap tinggi dan ekor model T. Drone dibekali sebuah mesin model pusher dengan perangkat kamera berada dibagian ujung kepala.
Kedua adalah portable jamming system ter diri dari dua tipe yang berbeda. Sistem perontok drone lawan ini ditempatkan di atas kendaraan taktis ringan berpenggerak 4X4 yang cocok digunakan di wilayah gurun dan juga lingkungan perkotaan.
Selanjutnya perangkat kendali dan pemandu anyar yang digunakan untuk membimbing rudal dengan tingkat akurasi tinggi. Sistem bernama Labbayk-1 ini telah dinyatakan lulus uji lapangan.
Tak hanya drone, kendaraan tanpa awak darat (UGV) dijuluki Heidar-1 juga ditampilkan. Kendaraan intai berpenggerak 6X6 ini bisa digunakan untuk patroli, pengintaian juga untuk mengusung logistik di medan tempur.
Terakhir adalah kendaraan tempur (ranpur) lapis baja bernama Rueen-Tan yang tahan terhadap munisi inti baja. Ranpur berpenggerak 4X4 ini digunakan untuk operasi penyerbuan kontra teroris. Selain dalam kabin, awak pasukan juga bisa berdiri di luar untuk dapat bereaksi cepat.
Rangga Baswara Sawiyya
editor: ron raider