AIRSPACE REVIEW (angkasareview.com) – Kamis, 17 Oktober 2019, Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhasau) memasuki usia 72 tahun. Artinya korps yang populer dengan sebutan ‘Baret Jingga’ ini berdiri selang dua tahun setelah Indonesia merdeka.
Nah, bertepatan dengan HUT-nya, Airspace Review mengulas secara spesial mengenai kendaraan taktis (rantis) dan kendaraan tempur (ranpur) yang menjadi andalan Korpaskhasau saat ini.
DMV-30T

Rantis hasil karya Engineering Service PTDI ini diserahkan bertepatan dengan HUT Korps Paskhas pada tanggal 17 Oktober 2007.
Kendaraan 4X4 dengan bentuk terbuka berbalut rangka pipa baja (tubular steel) ini dilapisi kulit alumunium dan diberi nama DMV-30T (Tubular).
Tampilan ‘bugil’ ini memang memiliki kekurangan dalam perlindungan buat awaknya. Sementara kelebihannya adalah membuat prajurit lebih cepat dan leluasa dalam pergerakannya.
Dalam perannya, rantis serbu DMV-30T digunakan untuk pertempuran jarak dekat yang bisa membawa 5 hingga 9 pesonel bersenjata lengkap.
Tersedia dua dudukan senapan, sebuah di sebelah pengemudi untuk senapan mesin ringan kaliber 5.56 mm dan di atas untuk senapan mesin kaliber 7.62 mm.
SSE P6 ATAV

Pertama kali muncul di depan publik saat perayaan HUT TNI AU ke-70 April 2017di lanud Halim Perdanakusuma.
P6 sendiri bukanlah jenis rantis serbu pertama yang dibuat SSE. Sebelumnya, SSE telah menghasilkan P3 Cheetah yang digunakan Komando Pasukan Katak (Kopaska).
Kendaraan yang diberi nama ATAV (All Terrain Assault Vehicle) ini struktur rangkanya terbuat dari pipa baja ringan dan dilapisi kulit duralium yang kuat.
Sebagai kendaraan serbu, ATAV bisa diawaki 4-8 orang (4 duduk dan 4 berdiri). Ranpur ini dilengkapi empat titik dudukan senapan mesin kaliber 5,56 mm, 7,62 mm, dan Gatling 7.62 mm.
TOYOTA HI-LUX LSV

Tahun 2015, koleksi rantis Satuan Bravo (Satbravo) Paskhas bertambah dengan hadirnya kendaraan untuk pertempuran jarak dekat (PJD) berbasis Toyota Hi-Lux pick-up model double cabin.
Tak banyak sentuhan modifikasi selain penambahan pipa anti-terbalik (anti-rollbar) sekaligus berguna bagi prajurit bergantungan saat operasi penyerbuan.
Untuk perlindungan diri ditambahkan perisai multifungsi yang dipasang di depan gril radiator untuk melindungi mesin dari terjangan peluru hingga kaliber 7.62 mm. Sementara di sisi samping pintu depan untuk melindungi dua awak yang berdiri.
Pesenjataan utama yang bisa dibawa adalah senapan mesin berat (SMB) kaliber 12.7 mm atau senapan multilaras Gatling kaliber 7.62 mm.
Rangga Baswara Sawiyya
editor: ron raider