AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – India dan Pakistan merupakan dua negera bertetangga dan berseteru sejak lama. Kedua negara saling berlomba menunjukkan diri sebagai yang terkuat dalam hal alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Memiliki program pengembangan penempur generasi kelima dalam negeri (indigenous fifth-generation fighter aircraft) merupakan suatu presitise tersendiri bagi hubungan panas-dingin kedua negera. Jet tempur siluman seolah menjadi simbol sebuah angkatan udara negara, untuk menjadikan dirinya “naik kelas” dibanding angkatan udara negara lain.
Bila awal Oktober ini Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) India mengumumkan pihaknya tidak berniat membeli penempur siluman dari negara lain dan memilih menggunakan produk dalam negeri India, maka Pakistan pun ternyata sudah menyiapkan langkah serupa.
Mengutip Air Recognition, pada Oktober ini Pakistan menyatakan sudah memasuki tahap awal dari empat tahapan desain konseptual pengembangan jet tempur generasi kelima dalam negeri.
Tahapan ini adalah tahapan desain dasar berbasis kebutuhan performa pesawat yang diinginkan. Pada tiga tahapan berikutnya, tahapan dasar pertama akan dikembangkan dan disempurnakan lagi.
“Project Azm” demikian sandi dari pesawat generasi kelima atau Fifth-Generation Fighter Aircraft (FGFA) yang dicanangkan Pakistan.
Pakistan meluncurkan Project Azm pada Juli 2017. Selain FGFA, proyek ini juga menggagas pembuatan pesawat nirawak jenis MALE (medium-altitude and long-endurance), persenjataan baru, dan proyek lainnya.
Saat proyek ini diumumkan di ajang AirTech 2017 di Universitas Udara Islamabad, KSAU Pakistan saat itu Marsekal Sohail Aman menyatakan, program drone MALE sudah lebih dulu memasuki tahapan final.
Bahkan berdasarkan buku tahunan Kementerian Pertahanan Pakistan, pesawat tanpa awak ini sudah harus mengudara pada Juni 2019.
Sementara untuk FGFA, dijadwalkan prototipe pesawat ini dapat terbang pada 2022 mendatang.
Ambisi Pakistan membuat FGFA, ujar Aman, didasari kemampuan industri dirgantara Pakistan Aeronautical Complex (PAC) membuat penempur JF-17 Thunder bekerja sama dengan China.
Beijing pun dikatakan akan membantu Islamabad dalam upaya mewujudkan pembuatan penempur generasi kelima dalam negeri.
Namun demikian, dalam sebuah wawancara Jane’s dengan KSAU Pakistan Marsekal Mujahid Anwar Khan pada Mei 2019, orang nomor satu di matra udara militer Pakistan itu berkata lain.
“Operasional FGFA tidak akan terwujud dalam satu dekade ke depan,” ujar Khan.
Roni Sontani