AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – New Delhi diberitakan telah mengetukkan palu untuk membeli tambahan jet tempur Rafale sebanyak 36 unit. Dengan keputusan ini, maka Angkatan Udara India (IAF) akan memiliki 72 unit jet tempur omnirole buatan Dassault Aviation, Perancis.
The Economic Times (ET) menulis, berdasar laporan Indian Defence Research Wing pada hari Sabtu, kontrak pembelian tambahan jet Rafale akan ditandatangani awal tahun depan.
IAF juga diberitakan telah menerima pesawat pertama Rafale hasil dari Perancis. Serah terima secara resmi akan dilaksanakan pada 8 Oktober mendatang saat Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengunjungi Perancis.
Sebelumnya, sejumlah negara pembuat pesawat tempur telah menawarkan produk-produk terbaiknya kepada New Delhi. India dinilai sebagai salah satu pasar potensial penjualan jet tempur dunia.
Amerika Serikat menawarkan F-21, varian F-16 yang akan dibuat khusus untuk IAF oleh Lockheed Martin. Namun, pamor klan F-16 di India seketika runtuh manakala pilot IAF Letkol Abhinandan Varthaman berhasil menjatuhkan F-16 milik Pakistan menggunakan MiG-21 Bison pada 27 Februari 2019.
Daripada F-16, kata sumber yang dikutip dalam pemberitaan ET, IAF malah lebih mempertimbangkan F/A-18 buatan Boeing atau Rafale.
Sementara itu, Gripen E jet tempur andalan Saab dari Swedia, disebutkan keluar dari kompetisi. Sedangkan MiG-35 dan Su-35, kedua pesawat ini dinilai tidak dapat memberikan kekuatan yang tangguh dalam bertempur dibanding Rafale.
Sebelum menambah armada Rafale, IAF lebih dulu membeli 18 Su-30MKI dan 21 MiG-29 dari Rusia. Di dalam negeri, proyek peningkatan kemampuan 272 Su-30MKI juga tengah dilaksanakan dan digenjot prosesnya.
Dassault dan Boeing, memberikan tawaran kepada India untuk membantu pembuatan jet tempur generasi kelima AMCA (Advanced Medium Combat Aircraft) bila produk mereka dibeli.
Roni Sontani