AIRSPACE-REVIEW.com – Hanya berselang beberapa minggu setelah Amerika Serikat mengumumkan penjualan 66 F-16V kepada Taiwan, Angkatan Udara China (PLAAF) unjuk kekuatan dengan menerbangkan tujuh jet siluman J-20 Mighty Dragon.
Televisi negara CCTV yang menyiarkan penerbangan PLAAF memperlihatkan 7 J-20 buatan pabrik Chengdu Aerospace Corporation ini terbang formasi pada malam hari.
Mengetahui aksi ini, seorang pengamat seperti dikutip Global Times menganalisis bahwa China ingin menunjukkan kekuatannya di mana kelompok jet siluman ini dapat menembus wilayah-wilayah strategis regional.
Jet siluman kursi tunggal J-20 dikembangkan China untuk menghalau maupun menandingi keberadaan F-22 Raptor dan F-35 Lightning II Amerika Serikat.
Selain berkemampuan dominasi udara, J-20 juga dirancang mampu melaksanakan misi-misi penyerangan terhadap sasaran darat.
Walau keberadaannya kini ramai diperbincangkan, pengembangan J-20 sebenarnya telah dimulai China sejak era 1990-an melalui Program J-XX.
Prototipe pertama J-20 terbang perdana pada 11 Januari 2011. Sementara keberadaannya secara resmi diperlihatkan kepada publik dalam pameran Airshow China 2016.
Dua tahun kemudian, pada Februari 2018, China mengumumkan sebanyak 20 unit J-20 telah mengisi kekuatan tempur PLAAF.
Tidak hanya dihubungkan dengan penjualan 66 F-16V oleh AS kepada Taiwan, formasi penerbangan 7 J-20 disebut sumber lain sebagai persiapan PLAAF ikut memeriahkan parade udara Hari Nasional Republik Rakyat China pada 1 Oktober mendatang.
Roni Sontani