AIRSPACE-REVIEW.com – Heli raksasa terbesar di dunia Mi-26T2V turut ambil bagian dalam gelaran MAKS-2019 di Zhukovksy, Rusia yang baru saja usai. Mi-26T2V adalah varian upgrade dari versi angkut militer Mi-26T2 yang diproduksi sejak Mei 2015.
Pengembangan Mi-26T2V mulai dilaksanakan pada musim gugur 2016. Heli ini dibuat atas permintaan Kementerian Pertahanan Rusia yang menginginkan heli angkut berkemampuan khusus.
Varian baru Mi-26 ini harus dapat lepas landas dan mendarat dari/di tempat yang tidak disiapkan. Heli juga harus mampu beroperasi di segala cuaca termasuk tempat beriklim ekstrem seperti wilayah Arktik dan Siberia.
Perbedaan utama Mi-26T2V dengan Mi-26T2 adalah pada sistem avionik barunya yang terintegrasi.
Perangkat avionik bernama NPK90-2V ini dilengkapi komputer penerbangan digital dan manajemen misi baru yang memungkinkan kru untuk terbang dalam mode otomatis sepenuhnya.
Fitur unggulan lain yang diterapkan pada Mi-26T2V yakni kokpit digital dengan tampilan layar warna multifungsi dan indikator lainnya yang secara signifikan mengurangi beban kerja kru.
Mi-26T2V juga mendapatkan sistem navigasi dan komunikasi yang ditingkatkan dengan dukungan NAVSTAR/GLONASS dan pengenalan terminal komunikasi satelit.
Heli ini juga dilengkapi Vitebsk Airborne Defensive yakni perangkat pendeteksi ancaman dari rudal antipesawat.
Selain itu, pilot Mi-26T2V dilengkapi NGV (night vision goggle) untuk operasi malam gulita. Heli juga dilengkapi kursi antibenturan versi baru.
Setelah dua tahun masa pengembangan, purwarupa Mi-26T2V melaksanakan penerbangan perdananya pada 19 Agustus 2018.
Selanjutnya Mi-26T2V diboyong ke pameran dan forum militer internasional ARMY-2018 di Kubinka, Moskow pada 21-26 Agustus.
Mengenai kinerjanya, tak ada perbedaan mencolok antara Mi-26T2 dengan versi baru Mi-26T2V. Keduanya memiliki berat lepas landas maksimum 56.000 kg dengan muatan hingga 20 ton.
Dalam perutnya Mi-26T2V mampu menampung 90 pasukan payung atau 60 tandu untuk misi medivac. Truk dan ranpur seperti BTR-80 juga bisa dibawanya.
Mi-26T2V berdimensi panjang 40 m, tinggi 8,1 m, dan diameter rotor 32 m. Sebagai perbadingan, bilah rotor ekor (belakang) Mi-26 diameternya sama dengan rotor utama heli MD-500 buatan MD Helicopters.
Tak mengherankan bila Mi-26 masih memegang rekor heli terbesar sejagat sejak tahun 1982 dari FAI (Fédération Aéronautique Internationale).
Untuk mengoperasikan heli raksasa ini dibutuhkan lima orang awak, terdiri dari dua pilot, satu navigator, satu flight engineer, dan satu flight technician.
Untuk tenaga penggerak, Mi-26T2V mengandalkan sepasang mesin turboshaft PD-12V buatan Aviadvigatel, masing-masing berdaya 12.000 shp.
Kecepatan terbang maksimum Mi-26T2V mencapai 295 km/jam. Sementara ketinggian terbang maksimumnya hingga 4.600 m dan ketinggian hovering pada 1.520 m.
Jangkauan operasi Mi-26T2V mencapai 800 km dan bila menggunakan empat tangki tambahan menjadi 905 km.
Proses manufaktur keluarga Mi-26 dikerjakan oleh JSC Rostvertol anak perusahaan Russian Helicopters (bagian dari Rostec State Corp.). Sekira 316 unit Mi-26 telah dibuat sejak tahun 1977 hingga saat ini.
Jumlah ini akan bertambah sejalan dengan pesanan Mi-26T2V dari Kementerian Pertahanan Rusia pada 2018 lalu seperti yang diwartakan oleh TASS.
Belum disebutkan, berapa total unit Mi-26T2V yang akan dibeli untuk dioperasikan oleh Angkatan Kedirgantaraan Rusia tersebut.
Rangga Baswara Sawiyya
editor: ron raider