AIRSPACE-REVIEW.com – Tak ada rotan, akar pun jadi. Mungkin pepatah ini yang diterapkan militer Korea Utara saat berlatih melakukan pengeboman dari udara terhadap pesawat tempur yang diasumsikan milik tetangga dengan menggunakan pesawat lawas.
Mengutip pemberitaan koran Korea Selatan, laman Sputniknews.com menulis, militer Korea Utara telah berlatih melakukan simulasi pengeboman terhadap dummy pesawat tempur F-15K Slam Eagle milik Korea Selatan.
Bukan dengan MiG-29, pengeboman dilakukan menggunakan pesawat zaman dahulu (zadul) bersayap ganda, An-2 Annushka. Pesawat ini biasanya digunakan sebagai pesawat pertanian untuk menyemprot hama jagung.
Disebutkan, wilayah pengeboman membentang sejauh dua mil di sebelah tenggara Bandara Militer Sondok, Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) alias Korea Utara.
Untuk diketahui, An-2 didesain oleh Oleg Antonov pada 1946. Pesawat disiapkan untuk kebutuhan Kementerian Kehutanan Soviet dan sebagai pesawat penanda letak atau pemotretan (spotter).
Sebagai pesawat pertanian, An-2 menjadapat julukan lain ‘traktor bersayap’. Sayap ganda pada pesawat menandakan rancangan pesawat lama.
Meski demikian, sesuai pembuatan pada zamannya, An-2 merupakan pesawat tangguh dan hingga kini terbukti masih banyak digunakan oleh instansi sipil maupun sebagai pesawat hobi perorangan.
“An-2 dapat membawa roket udara ke darat dan juga bom untuk melaksanakan misi pengeboman atau serangan terhadap sasaran darat,” ungkap seorang intelijen Korea Selatan dikutip Chosun Ilbo, Kamis (22/8).
Dengan terbang pada ketinggian rendah, lanjutnya, pesawat dapat menghindari tangkapan radar musuh dan kemudian melepaskan bom atau menerjunkan pasukan komando berparasut.
An-2 dapat terbang di atas ketinggiah pepohonan (treetop) dan melakukan manuver di lembah-lembah untuk menembus hingga masuk ke teritorial negara lain.
An-2 Annushka atau Annie atau Kukuruznih, dibuat oleh pabrik Antonov sejak 1946 hingga 2001. Total produksinya sebanyak 18.000 unit.
Pesawat yang dijuluki Colt oleh NATO ini dapat dioperasikan dari landasan jelek. Selain sebagai pesawat angkut, An-2 juga digunakan sebagai pemadam kebakaran, ambulans udara, hingga pesawat amfibi.
Berkapasitas 12 penumpang, An-2 ditenagai satu mesin piston radial supercharge berpendingin udara 9 silinder Shvetsov Ash-62IR.
Pesawat dapat terbang sejauh 845 km dengan kecepatan jelajah 190 km/jam (103 knot). Sementara kecepatan terbang maksimum berada di angka 258 km/jam (139 knot). An-2 dapat mengudara hingga ketinggian 4.500 m (14.800 kaki).
Saat ini populasi An-2 masih terbilang banyak di mana sebagian dari jumlah pesawat ini dimiliki oleh para pehobi pesawat klasik.
Tidak hanya dipajang, pesawat juga masih dapat diterbangkan dan dibawa ke ajang kumpul komunitas atau pameran kedirgantaraan.
Roni Sontani