EA-03 Soar Dragon II, Drone Intai HALE Buatan China Pesaing Global Hawk

Soar DragonChinese Military

AIRSPACE-REVIEW.com – Di tengah kondisi yang memanas antara China dan Taiwan, Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) mengirimkan kapal perangnya ke Taiwan yang menjadi sahabatnya.

Kapal perang USS Antietam (Ticonderoga-class, Giuded Missile Cruiser) yang sedang berlabuh di Selat Taiwan itu dimata-matai oleh drone intai Soar Dragon milik China.

Lalu seperti apakah sosok Soar Dragon yang mengawasi gerak-gerik kapal perang AS tersebut?

Soar Dragon atau Xiang Long dalam bahasa China adalah drone intai kelas HALE (High Altitude Long Endurance). Digadang-gadang kemampuannya mendekati drone RQ-4 Global Hawk buatan Northrop Grumman dari AS.

Kemunculan pertamanya terlihat di ajang Airshow China 2006 yang ditampilkan dalam bentuk model skala.

Desainnya dikerjakan oleh Institut 611 Chengdu, sedangkan proses manufakturnya dilaksanakan oleh Guizhou Aircraft Industry Corporation (GAIC). Keduanya dibawah naungan grup AVIC.

Chinese Military

Pengembangan drone Soar Dragon ini ditutup rapat-rapat oleh Pemerintah China. Tak banyak informasi mengenai keberadaannya apalagi spesifikasi dan kinerjanya.

Baru pada 2011, foto purwarupa Soar Dragon bermunculan di dunia maya. Terlihat drone sedang melaksanakan uji darat. Dikabarkan, penerbangan pertamanya berhasil dilakukan pada 2013.

Secara tampilan desain Soar Dragon terlihat unik. Kedua sayapnya menyatu yang terlihat berbentuk potongan ‘wajik’ bila dilihat dari atas.

Sayap depan dan belakang yang berukuran panjang ini memberikan keuntungan daya angkat dan terbang jelajah di ketinggian tinggi.

Pada musim panas bulan Juli 2016, dilaporkan Soar Dragon menjalani pengujian terakhir oleh Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF).

Chinese Military

Namun versi ini memiliki tampilan berbeda dari purwarupa sebelumnya. Sirip ekor tegak yang semula tunggal berubah menjadi ganda berbentuk huruf  V. Desain sayapnya juga berubah, winglet yang menjadi penyatu kedua sayap dihilangkan.

Selanjutnya drone yang mendapatkan kode resmi EA-03 ini memasuki jalur produksi diakhir tahun 2016. Proses manufakturnya dilaksanakan di pabrik Yun Ma milik GAIC di kota Anshun, China.

Dimensi Soar Dragon I dan Soar Dragon II diperkiran tak berbeda jauh. Panjangnya sekira 14 m, rentang sayap hampir 25 m, dan tinggi mencapai 5 m. Berat maksimum lepas landas (MTOW) mencapai 7.500 kg.

Dikabarkan Soar Dragon II  juga telah dibekali mesin baru AI-222K-25 dari Ukraina. Serupa dengan mesin yang digunakan jet latih JL-10 (L-15).

Soar Dragon I/Chinese Military

Mesin turbofan AI-222K-25 tersebut menggantikan mesin Guizhou WP-13 (pengembangan lokal berdasar mesin Tumansky R-13 buatan Uni Soviet).

Diperkirakan kecepatan terbang jelajah Soar Dragon II mencapai 750 km/jam. Ketinggian terbang maksimum  hingga 18.000 m dan jangkauan operasi di kisaran 7.000 km.

Sejak tahun 2017 PLAAF mulai menggelar armada drone intai strategis EA-03 Soar Dragon II miliknya.

Penampakan pertamanya terlihat pada Oktober 2017. Berdasar citra satelit terlihat tiga Soar Dragon II terparkir di landasan pacu Shigatse Peace Airport, daerah otonomi Tibet dekat perbatasan India.

Selanjutnya pada 2018 Soar Dragon II mulai ditempatkan di Pangkalan Udara Lingshui di Pulau Hainan. Diduga Soar Dargon II akan digunakan untuk mengawasi perairan Laut China Selatan dan wilayah Taiwan.\

Terakhir Soar Dragon II ditempatkan di Lanud Yishuntun, Jilin wilayah China Timur Laut dekat perbatasan dengan Korea Utara. Drone digunakan untuk memata-matai wilayah Semenanjung Korea dan perairan Jepang.

Di tangan PLAAF, selain untuk menjalankan misi pengawasan dan pengintaian, Soar Dragon II juga digunakan untuk penargetan rudal balistik dan rudal jelajah antikapal.

Rangga Baswara Sawiyya

editor: ron raider

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *