AIRSPACE-REVIEW.com – Usia boleh matang bahkan menuju masa lanjut, tapi produksi tetap berjalan bahkan meningkat. Itulah yang terjadi pada Boeing 767. Pesawat badan lebar kelas medium-besar yang terbang perdana 26 September 1981 ini produksinya bakal ditambah oleh Boeing.
Seperti diumumkan Boeing tahun lalu, rata-rata produksi 767 mulai tahun 2020 akan ditingkatkan menjadi tiga pesawat per bulan dari semula dua setengah unit per bulan saat ini.
Meningkatnya kebutuhan dari maskapai kargo, seperti dikutip Airway1.com (19/8), akibat tumbuhnya perdagangan via internet. Tren baru jual-beli ini menjadi salah satu penyebab perusahaan pengiriman barang via udara membutuhkan 767 lebih banyak.
Selain itu, tentu saja terkait program pemenuhan pesawat tanker udara KC-46A Pegasus untuk Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) yang menggunakan basis 767.

Boeing memperkirakan, kebutuhan pesawat freighter akan meningkat 75% dalam dua dekade ke depan.
Terkait produksi 767 sendiri, Boeing sudah mengantongi total pesanan 96 unit 767 versi pesawat kargo. Sementara 767 versi angkut penumpang, terakhir kali diserahkan pada 2014 kepada Air Astana.

Meski demikian, Boeing juga menyediakan varian 767-400 bagi para peminat untuk menandingi kehadiran A350 maupun A330neo dari Airbus.
Tercatat, kurang lebih 1.200 unit Boeing 767 telah diproduksi di mana 700 unit di antaranya masih digunakan hingga saat ini.
Roni Sontani