AIRSPACE-REVIEW.com – Ketua Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Capt. Novyanto Widadi, S.AP, MM mendorong terbentuknya Aerospace Park di kawasan Curug, Tangerang, Banten.
Di kawasan yang meliputi Bandara Budiarto dan STPI Curug ini terdapat 530 hektar lahan kosong yang masih dapat dimanfaatkan guna mendukung pembangunan nasional di bidang penerbangan.
Hal itu dikatakan Capt. Novyanto saat membuka Pekan Raya STPI (PRS) di Gedung Serba Guna (GSG) STPI Curug, Sabtu (27/7/2019). PRS 2019 berlangsung dua hari hingga Minggu (28/7).
Kegiatan PRS 2019 yang mengusung tema “Fly The Generation To Indonesia Superpower 2050” dihadiri lebih 1.200 peserta dan menghadirkan sejumlah panelis dari praktisi dunia penerbangan dan entrepreneur (wirausahawan) sukses.
Aerospace Park, dalam perspektif ke depan Ketua STPI, dapat mewadahi terselenggaranya kegiatan-kegiatan pendukung dunia penerbangan nasional.
“Saya kira sudah saatnya kita membuka diri agar kawasan Curug ini bisa menjadi Aerospace Park. Dan saya rasa kita harus optimis bahwa dengan luas lahan yang ada, bisa kita bagi menjadi area bisnis. Tentunya ini juga merupakan amanat dari Undang Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dimana pemerintah wajib menyediakan kawasan bisnis penerbangan terpadu,” paparnya.
Selain terdapat STPI sebagai lembaga pendidikan vokasi bidang penerbangan milik negara, di kawasan Curug, Tangerang, Banten ini, lanjut Capt. Novyanto, dapat dikembangkan dua pusat kegiatan lainnya yaitu Aero Business Development (ABD) dan Aero Community Development (ACD).
“Aero Business Development misalnya pusat perawatan pesawat (MRO), Design Center atau Design Organization Approval (DOA), gudang logistik (Spare Supply Chain), Private Jet Terminal atau Fixed Based Operator (FBO), dan lainnya. Sementara untuk Aero Community Development misalnya Aero Club (Pembinaan Potensi Kedirgantaraan), Pilot Shop, Museum Diorama Aviasi Indonesia, Joy Flight atau Wisata Dirgantara, dan lainnya,” ujar Ketua STPI dalam perbincangan lanjutan dengan Airspace Review selepas acara.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam mendorong terwujudnya Aerospace Park di Indonesia ini, menurut Ketua STPI, adalah terciptanya link and match lembaga pendidikan dengan industri.
Selain itu, menciptakan daya saing dimana lembaga pendidikan harus mengembangkan Sense of Entrepreneur terhadap para peserta didiknya.
Lembaga pendidikan didorong agar menjadi Teaching Factory/Teaching Industry. Kemudian, terlaksana seluas-luasnya Program Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP) untuk mengembangkan lembaga pendidikan.
Dasar lainnya adalah Undang Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Pada Pasal 370 ayat 1 misalnya disebutkan: Pemberdayaan industri dan pengembangan teknologi penerbangan wajib dilakukan Pemerintah secara terpadu dengan dukungan semua sektor terkait untuk memperkuat transportasi udara nasional.
Kemudian pada Pasal 370 ayat 3e disebutkan: memfasilitasi kerja sama dengan industri sejenis dan/atau pasar pengguna di dalam dan luar negeri. Serta ayat 3f yang menyebut: menetapkan kawasan industri penerbangan terpadu.
“Jadi usulan ini salah satunya memang mengacu pada UU Penerbangan No.1 Tahun 2019 dimana pemerintah wajib menyediakan kawasan industri penerbangan terpadu,” urai Ketua STPI.
Ditambah lagi fakta bahwa negeri seluas Indonesia masih kalah dalam hal penguasaan pasar MRO dibanding negara tetangga.
Untuk diketahui misalnya, Singapura telah memiliki Seletar Aerospace Park dan Malaysia mempunyai Malaysia International Aerospace Center. Sementara Indonesia belum.
Akibatnya, baru sepertiga pasar perawatan pesawat dalam negeri yang mampu dilayani oleh MRO nasional. Sementara sisanya masih dinikmati oleh MRO asing.
“Di Indonesia ini belum ada dan Indonesia baru menguasai 30% pasar MRO di dalam negeri. Lainnya lari ke luar negeri. Ini tentu pasar yang masih terbuka. Jadi, tawaran pemikiran ini bisa menjadi salah satu solusi, ” pungkas Capt. Novyanto.
Roni Sontani
Wow….satu program yang patut di dukung oleh pemeritah.
Setuju sekali pak ketua.biar mata dunia bisa tahu bahwa Indonesia juga bisa punya modern aero park.
Semoga berhasil ya pak ketua.
Perlu diacungin jempol bp Ketua yg memiliki suatu prmikiran yg brillian hal ini perlu mendapat dukungan penuh dr pemetintah. Karena kmi tahu areal Kampus Curug cukup memadai artinya memanfaatkan areal yg ada menjadi lahan yg produktif yg selama ini idel tdk termanfaatkan. Sekali lg perlu dukungan, semoga berhasil.