AIRSPACE-REVIEW.com – Angkatan Udara Argentina (FAA) diberitakan telah menjatuhkan pilihan hatinya pada pesawat tempur ringan FA-50 Fighting Eagle buatan Negeri Ginseng, Korea Selatan.
Pesawat produksi Korea Aerospace Industries (KAI) ini dinilai memiliki sejumlah keunggulan.
FA-50 merupakan penempur berkursi tandem (depan-belakang) dengan kemampuan terbang hingga kecepatan supersonik. Argentina memilih pesawat ini setelah melakukan pengkajian sejak September 2016.
Meski demikian, mengutip pemberitaan Janes.com (21/7), pemerintah Argentina secara resmi memang belum melakukan penandatanganan kontrak dengan pihak Korea Selatan. Menurut laporan, penandatanganan akan segera dilaksanakan.
Santernya pilihan terhadap FA-50 juga diberitakan oleh media-media lokal maupun media penerbangan lainnya.
Aviation Week (17/7) menyebut, 10 unit FA-50 akan dibeli Argentina berikut simulator dan persenjataannya.
Nilai pembelian mencapai 200 juta dolar AS alias satu unit FA-50 setara 20 juta dolar saja.
Dua unit FA-50 direncanakan dapat dikirimkan oleh KAI tahun depan. Sementara delapan unit lainnya menyusul pada 2021.
FAA membutuhkan pesawat pengganti Dassault Mirage III dan Mirage 5 yang telah dipensiunkan pada 2015 dan juga Douglas A-4R Fightinghawk yang biaya perawatannya makin tinggi.
Selain menimbang FA-50, Argentina sebelumnya diberitakan telah melakukan kajian terhadap jet tempur IAI Kfir, Dassault Mirage F1, Alenia M-346FT, Aero L-159 ALCA, CAC/PAC JF-17 Thunder, Saab Gripen, dan Eurofighter Typhoon.
Roni Sontani