AIRSPACE-REVIEW.com – Pada insiden penembakan drone yang diduga milik Angkatan Bersenjata Iran pada 18 Juli 2019 lalu, kapal serbu amfibi USS Boxer (LHD-4) disebutkan menjatuhkannya dengan LMADIS (Light Marine Air Defense Integrated System).
Seperti diketahui, sistem arhanud yang dipasang pada USS Boxer terbilang cukup mumpuni. Di sana tersedia dua RIM-116 dan dua RIM-7 Sea Sparrow, tiga sistem Phalanx CIWS kaliber 20 mm, empat kanon 25 mm Mk 38, dan empat senapan mesin berat kaliber 12,7 mm.
Pertanyaan adalah, senjata macam apakah LMADIS ini dan kenapa sistem ini yang dipilih untuk mengesekusi drone?
Tiga jam sebelum kejadian sekira pukul 10 pagi waktu setempat, USS Boxer mulai memasuki Selat Hormuz.
Kepala juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman menyebutkan, saat dijatuhkan drone berada pada kisaran 1.000 yard (0,9 km) dari USS Boxer.
Ditengarai, drone intai yang dianggap membahayakan tersebut adalah jenis Mohajer yang dioperasikan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IGRC). Namun demikian, tak dijelaskan apakah drone tersebut dibekali senjata atau sekadar mengawasi pergerakan USS Boxer saja.
Sistem LMADIS memang tidak termasuk sistem senjata yang berada di atas geladak USS Boxer. LMADIS merupakan sistem pertahanahan udara terpadu milik Unit Ekspedisi Marinir (MEU) AS ke-11.
MEU ke-11 yang berbasis di California ini dikerahkan ke Timur Tengah dengan anggota sebanyak 2.200 personel Marinir. Mereka ditugaskan selama enam bulan dalam penempatan di laut bersama kapal amfibi USS Boxer.
Sejatinya LMADIS adalah sistem antidrone yang dipasang pada kendaraan jenis UTV yakni Polaris MRZR. Kendaraan ditambatkan di atas geladak buritan USS Boxer selama pelayaran.
LMADIS dilengkapi sistem RPS-42 berupa perangkat pengawasan udara hemisperik, radar AESA, dan menara sensor CM202 dengan kamera video gerak penuh elektro-optik dan inframerah.
Cara kerja sistem LMADIS, pertama akan memindai langit untuk mendeteksi drone. Kemudian mengidentifaksi apakah target merupakan kawan atau lawan. Setelah dipastikan milik musuh selanjutnya drone di-jamming menggunakan frekuensi radio.
Meski begitu, sistem LMADIS hanya dapat digunakan untuk menjatuhkan drone pada ketinggian rendah jenis drone taktis ringan.
Terjawab sudah akhirnya mengapa awak USS Boxer memilih menjatuhkan drone dengan sistem LMADIS. Selain dalam rangka menguji kesaktiannya, penggunaan sistem ini lebih murah dibandingkan harus melepaskan rudal RIM atau menghamburkan pelor sistem Phalanx.
Unit-unit MEU Korps Marinir AS mulai berlatih menggunakan wahana pemburu drone ini pada November 2018 silam. Kegiatan dilaksanakan di Pusat Pertempuran Udara Darat milik Korps Marinir AS di Twentynine Palms, California.
Sementara peristiwa penembakan drone yang dituduhkan milik Iran, tak diakui oleh Teheran sebagai drone miliknya.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi pada Jumat (19/7) membantah jika Angkatan Bersenjata Iran telah kehilangan pesawat tanpa awaknya.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Humas IGRC kepada media lokal presstv.com yang menyebutkan bahwa USS Boxer telah menembak jatuh secara tak sengaja drone miliknya sendiri.
Penulis: Rangga Baswara Sawiyya
Editor: Ron Raider