AIRSPACE-REVIEW.com – Saab dipastikan tetap akan mengandalkan Gripen E sebagai jet tempur nomor satu di negerinya, Swedia. Adapun keikutsertaannya dalam proyek jet tempur siluman generasi keenam Inggris, Tempest, merupakan tantangan dan peluang pengembangan teknologi termasuk upaya meningkatkan kemampuan Gripen E.
Walau berwujud sebagai kelompok jet tempur generasi ke-4, Gripen E diklaim Saab memiliki kemampuan yang super.
Untuk diketahui, Saab sendiri tak pernah mengelompokkan pesawat tempurnya ke dalam klasifikasi generasi.
CEO Saab Håkan Buskhe seperti dikutip DefenseNews.com (20/7) menyatakan, prospek kerja sama dengan Inggris dalam pengembangan jet tempur Tempest merupakan satu dari sekian banyak bentuk kerja sama yang akan dilaksanakan oleh kedua negara.
Buskhe menyatakan hal itu usai dilaksanakannya penandatangan nota kesepahaman (MoU) pengembangan pesawat tempur masa depan antara Inggris dan Swedia.
Penandatangan dilakukan oleh Menteri Pertahanan Inggris Penny Mordaunt dan Menteri Pertahanan Swedia Peter Hultqvist, di Stockholm, Kamis (18/7).
Dikutip dari Xinhua.net, Hultqvist menyambut optimis kerja sama yang disepakati.
“Ini merupakan sebuah peluang dalam kemitraan strategis di mana kami akan melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi,”ujarnya saat diwawancarai oleh televisi Swedia, SVT.
Dalam poin MoU disebutkan, selain melakukan riset dan pengembangan Tempest, Swedia juga akan mengambil manfaat dalam pengembangan jet tempur Gripen E.
“Jet tempur ini (Gripen E) 75 persennya adalah perangkat lunak (software),” kata Buskhe.
Dari situ, lanjutnya, pengembangan Gripen E dapat dilakukan tanpa harus banyak mengubah bentuk fisik pesawat.
Dalam Team Tempest, kedua negara akan saling berbagi teknologi dalam pengembangan jet tempur siluman yang proyeknya dipimpin oleh BAE Systems ini.
Untuk tahap pertama, kerja sama Inggris dan Swedia akan dilaksanakan selama kurun satu dekade alias 10 tahun.
Roni Sontani