AIRSPACE-REVIEW.com – Hari terakhir pelaksanaan Latihan Puncak TNI AU Angkasa Yudha 2019 di Lanud Iswahjudi, Magetan pada Jumat (19/7), TNI AU menerbangkan 41 pesawat tempur berbagai jenis.
Seluruh pesawat berada di langit Jawa Timur secara bersamaan setelah mendapat perintah operasi dari Komando Atas.
Komando Tugas Udara Gabungan (Kogasudgab) mendapat perintah untuk melaksanakan pertolongan kepada penerbang yang harus melaksanakan eject pada pertempuran kemarin.
Selanjutnya, untuk menyuplai bekal ulang logistik kepada pasukan tempur darat, digunakan mekanisme Cargo Delivery System (CDS) dari pesawat angkut.
Akan tetapi, untuk melaksanakan pertolongan dengan misi Combat Search and Rescue (CSAR) terhalang gerakan pasukan darat musuh. Pesawat yang akan masuk pun terancam oleh senjata antipesawat (GBAD).
Pada fase mission planning ditugaskan pesawat tempur guna menghancurkan GBAD. Beberapa pesawat tempur sebagai sweeper dan escort (OCA) juga melindungi aset udara bernilai tinggi (High Valuable Airbone Assets/HVAA) yaitu helikopter dan pesawat angkut C-130 Hercules.
Selain itu, dua flight pesawat tempur bertugas melaksanakan dukungan udara dekat (Closed Air Support/CAS). Setiap flight tergabung dalam composite strike yang dipimpin oleh mission commander.
Pesawat jet tempur yang tinggal landas dari Lanud Iswahjudi dimulai dengan Su-27/30, Hawk 100/200, F-16 Fighting Falcon, dan T-50i Golden Eagle. Semua pesawat diasumsikan menyerang daerah musuh sesuai dengan tugasnya.
Daerah yang diasumsikan sebagai wilayah musuh adalah AWR Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur.
Setelah mengudara selama dua jam seluruh pesawat satu per satu kembali ke Lanud Iswahjudi.
Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi Letkol Sus Londong dalam siaran pers yang dikirmkan ke redaksi Airspace Review menjelaskan, dalam skenario latihan Angkasa Yudha 2019 kali ini, TNI AU juga menerbangkan pesawat Command and Control (C2) yaitu CN295 Special Mission.
Pesawat digunakan untuk mengontrol dan mendeteksi sasaran berupa pesawat, kapal, maupun kendaran musuh yang tidak tertangkap oleh radar darat.
Pesawat jenis C2 ini akhirnya dapat mengetahui semua posisi lawan yang siap dihancurkan oleh pasukan tempur udara TNI AU.
Roni Sontani