AIRSPACE REVIEW – Pesawat pengebom gaek B-52 Staratofortress milik Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) akan dilengkapi dengan radar AESA (active electronically scanned array) buatan Raytheon.
Radar yang akan dijadikan basis adalah APG-79/APG-82 sebagaimana digunakan pada armada jet tempur F-15E.
Rencananya, radar ini akan diintegrasikan pada B-52 mulai 2024 untuk penggunaan hingga 2050.
Seperti Airspace Review kutip dari laman Raytheon dan FlightGlobal (11/7), penggunaan radar AESA akan memungkinkan B-52 melakukan navigasi lebih baik dalam menjalankan misi pengeboman nuklir maupun konvensional.
Deteksi dan pemetaan pesawat menjadi lebih baik dan lebih jauh dengan penggunaan radar AESA dibanding radar mekanis yang digunakan B-52 saat ini.
Dengan jarak deteksi yang lebih jauh, B-52 dapat meluncurkan rudal jelajah AGM-158 JASSM (Joint Air-to-Surface Standoff Missile).
B-52 merupakan pesawat pengebom strategis jarak jauh berkecepatan terbang subsonik. Pesawat yang dijuluki “BUFF” ini terbang pertama kali pada 15 April 1952.
Pesawat mampu mengangkut 32 ton persenjataan dan menjangkau jarak jelajah hingga 14.080 km tanpa pengisian bahan bakar di udara.
Sebanyak 744 unit B-52 berhasil dibuat oleh Boeing pada kurun satu dekade antara 1952 hingga 1962.
Roni Sontani