AIRSPACE REVIEW (AngkasaReview.com) – Marsekal Madya (Purn) Eris Herryanto memandang perlu diberikannya pengenalan terbang aerobatik kepada siswa pilot di sekolah-sekolah pilot yang ada di Indonesia saat ini.
Hal itu dikatakan purnawirawan bintang tiga TNI Angkatan Udara ini saat dimintai pendapatnya oleh Airspace Review di Pusat Pendidikan Kedirgantaraan dan Gerakan Pramuka (Pusdirga), Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (6/7).
“Menurut saya pengenalan boleh dilakukan. Tidak harus semuanya menguasai aerobatik. Pengenalan terbang aerobatik diperlukan untuk mengajarkan bahwa di penerbangan bisa terjadi kemungkinan-kemungkinan seperti ini dan bagaimana mengatasinya,” ujar mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan ini.
Di usianya yang ke-64 tahun, Eris yang mantan penerbang tempur F-16 dan F-5 TNI AU dengan nickname “Mustang” ini masih giat melaksanakan penerbangan aerobatik secara rutin.
Setiap akhir pekan pada Sabtu atau Minggu, ia terbang aerobatik melaksanakan sejumlah manuver udara menggunakan pesawat sayap ganda Pitts S-2C di Pusdirga.
Ketua Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug Capt. Novyanto Widadi demi menambah pengetahuannya mengenai aerobatik, saat ini juga berguru kepada Marsdya (Purn) Eris.
Dalam penerbangan menggunakan pesawat Pitts, Eris memperkenalkan manuver aerobatik baru yaitu Lomcevak alias Thumbling kepada Novyanto. Dalam manuver ini pesawat seperti terjungkir di udara dengan tarikan gravitasi hingga -3G.
Usai terbang Capt. Novyanto menyatakan, manuver Lomcevak merupakan manuver yang paling mengesankan dalam latihan terbang bersama Marsdya (Purn) Eris kali ini.
“Manuver ini cukup high risk karena apabila parameternya tidak masuk bisa mengakibatkan pesawat mengalami inverted spin,” ujar Ketua STPI.
Roni Sontani