AIRSPACE REVIEW (angkasareview.com) – Sudah rahasia umum kalau F-35 sejak kelahirannya terus mengalami proses perubahan/peningkatan sistem dan program. Demi menjadikan pesawat siluman ini paling canggih, Angkatan Laut Amerika Serikat (AL AS/US Navy) pun tak segan-segan mengucurkan anggaran 1,8 miliar dolar AS kepada Lockheed Martin guna mendukung Fase 2.3 Program Pra-modernisasi F-35 Lightning II Block 4.
Tidak hanya untuk AL AS saja, program ini mencakup kebutuhan yang sama bagi Angkatan Udara AS, Korps Marinir AS, dan pengguna F-35 dari negara lain. Pembiayaan 1,8 miliar dari AL AS telah diumumkan oleh Departemen Pertahanan AS pada Jumat, 7 Juni lalu. Kontrak ini mencakup gabungan pembiayaan pembelian untuk AU AS (40,5%), AL AS (20,54%), USMC (19,13%), dan pengguna F-35 dari negara lain (19,83%).
Menurut penjelasan Lockheed Martin, kemampuan F-35 bertumpu pada lebih dari delapan juta garis kode perangkat lunak (software) di pesawat ini. Mulai dari perangkat lunak untuk sistem kendali terbang hingga penggabungan berbagai perangkat lunak guna menghasilkan gambar yang sangat komprehensif mengenai situasi pertempuran. Dapat dikatakan, software merupakan otak yang sangat esensial dan menentukan bagi kemenangan F-35 dalam sebuah pertempuran.
Untuk itulah, modernisasi perangkat lunak dan sistem komputer di pesawat F-35 terus diperbarui dari waktu ke waktu.
F-35 Block 4, secara umum memuat 50 macam perbaikan untuk menangkal beragam potensi ancaman baru, khususnya yang datang dari China dan Rusia yang sama-sama mengembangkan jet tempur siluman dan senjata-senjata penangkalnya. Baik itu ancaman dari udara maupun ancaman yang berasal dari darat.
Dengan perbaikan ini, pilot F-35 akan mengetahui lebih dini beragam ancaman dan mampu mendeteksinya dalam jarak yang lebih jauh dari kemampuan yang ada sekarang. Khusus terkait perangkat lunak, sejumlah sumber menyebut modernisasi pada F-35 Block 4 mencakup peningkatan 80 persen dari perangkat lunak yang digunakan.
Setelah diumumkan ini, proyek pun akan dilaksanakan di Fort Worth, Texas dengan jadwal akhir penyelesaian program pada Agustus 2026. Sejumlah pekerjaan dimulai dengan kajian dan perumusan kebutuhan, pembagian kerja, dan penentuan jadwal penyelesaian di masing-masing bidang pekerjaan. Kajian meliputi antara lain persenjataan musuh apa saja yang dapat menjadi ancaman bagi F-35 dan cara penanggulangannya.
Lockheed Martin merancang F-35 dengan kebutuhan untuk menggantikan sejumlah armada jet tempur di jajaran Angkatan Bersenjata AS. Untuk F-35A, jet siluman AU AS ini diproyeksikan melengkapi F-22 dan menggantikan peran F-16 serta A-10.
F-35B yang digunakan oleh Korps Marinis AS (USMC) diproyeksikan menggantikan peran F/A-18 dan AV-8V. Sementara F-35C yang digunakan oleh AL AS (US Navy) diproyeksikan menggantikan peran F/A-18E/F Super Hornet.
Untuk diketahui, lebih dari 300.000 komponen individual digunakan untuk memproduksi F-35. Komponen atau suku cadang tersebut dibuat oleh 1.400 penyuplai dari dalam maupun luar negeri. Perakitan akhir F-35 dilaksanakan di tiga tempat, yaitu di Fort Worth (Texas, AS), Camery (Italia), dan Nagoya (Jepang).
Perangkat Multifunction Advanced Data Link (MADL) di F-35 akan dibuat kompatibel dengan Link 16 yang digunakan pada F-16, F/A-18, dan sejumlah pesawat Amerika dan NATO lainnya. Demikian juga halnya dengan kapabilitas jaringan sistem komunikasi termasuk pengiriman video streaming dari F-35 ke kelompok pasukan darat menggunakan sistem Rover-NG.
Radar APG-81 AESA yang digunakan F-35 akan dilengkapi mode apertur sintetik layar lebar dengan kemampuan memindai petak besar dan deteksi terhadap sasaran kecil seperti kendaraan yang bergerak. Gambar definisi tinggi yang dihasilkan, selanjutnya akan diarahkan ke kontrol darat untuk intelijen, navigasi, dan penargetan senjata.
Selain itu, persenjataan-persenjataan baru seperti bom nuklir B-61, SDB II, JSOW-C, dan rudal udara ke udara AIM-9X Block II juga akan diintegrasikan. Demikian juga halnya dengan rudal udara ke udara jarak jauh MBDA Meteor untuk operator F-35 negara-negara Eropa.
Kemudian, BAE System telah dikontrak untuk menyuplai sistem perangkat peperangan elektronik AN/ASQ-239 bagi F-35. Perangkat ini menggabungkan sensor elektromagnetik 360 dejarat untuk mendeteksi dan melakukan perlawatan terhadap semua ancaman yang mengarah ke pesawat.
Roni Sontani