AIRSPACE REVIEW (angkasareview.com) – Amerika Serikat (AS) mengancam akan mengusir 42 pilot F-35 Turki yang sedang berlatih di Luke Air Force Base, Arizona dan Eglin Air Force Base, Florida apabila Turki tetap pada pendirian untuk melanjutkan pembelian sistem pertahanan udara S-400 Triumf dari Rusia.
Tidak hanya itu, para pilot juga selanjutnya akan ditolak untuk masuk kembali ke kedua pangkalan udara AS setelah pengusiran dilaksanakan. Demikian juga AS akan menolak masuk pengiriman siswa baru dari Turki terkait program jet tempur F-35.
Sebelumnya, Paman Sam telah menghentikan pasokan suku cadang bagi pesawat generasi kelima yang dibeli Ankara itu.
Tanpa melanjutkan pelatihan, para pilot Angkatan Udara Turki akan kesulitan menerbangkan F-35 dan mengoperasikan secara maksimal mesin perang udara siluman ini.
Pelaksana Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan mengambil langkah tegas tersebut dan telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar tertanggal 6 Juni 2019.
Dikutip dari Foreign Policy, kemarahan AS memuncak saat mengetahui Turki sudah mengirimkan para personel militernya untuk belajar sistem S-400 di Rusia beberapa waktu lalu. Pentagon pun kemudian menetapkan tanggal 31 Juli sebagai tenggat akhir terhadap keputusan yang akan diambil Ankara. Bila Turki menerima kiriman S-400 lebih cepat, sanksi pun akan diberlakukan lebih cepat pula.
AS berdalih, sudah memperingatkan Turki jauh-jauh hari ketika negeri dua benua itu berniat membeli S-400. Akan tetapi, Ankara tetap ngotot dan tidak mengindahkan peringatan Washington.
Keberatan AS atas pembelian S-400 oleh Turki juga didasari bahwa Turki yang merupakan anggota NATO disinyalir bermaksud mengintegrasikan S-400 dengan F-35A yang mereka beli. Dengan begitu, kata Pentagon, hal ini akan memberikan kesempatan bagi para insinyur Rusia untuk mengetahui rahasia F-35.
Dalam suratnya kepada Menhan Turki yang juga diungkap kepada media pada Jumat kemarin, Shanahan mengingatkan Akar tentang dampak ekonomi yang akan timbul akibat pembelian S-400. Ia menulis, pengadaan sistem itu akan menyebabkan hilangnya pekerjaan, produk domestik bruto dan perdagangan internasional.
Berkaitan dengan sanksi CAATSA (Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act), ujarnya, kemungkinan besar juga akan menghambat komitmen Presiden Donald Trump untuk meningkatkan perdagangan dengan Turki dari 20 miliar dolar menjadi 75 miliar dolar AS.
Turki menjadi negara ketujuh di luar AS yang ikut bergabung dalam Program F-35 tahun 2002. Turki memesan 2 F-35A pada 2014 dan menambahnya empat unit pada 2015. Dalam perencanaanya, Ankara akan membeli 30 F-35A hingga tahun 2024 dan total akan membeli 100 F-35.
Empat F-35A telah diserahkan oleh Lockheed Martin selaku produsen pesawat ini sejak 2018 dan digunakan untuk melatih para pilot AU Turki di Amerika Serikat.
Roni Sontani