AIRSPACE REVIEW (angkasareview.com) – Rusia memilih helikopter angkut Mil M-38 sebagai helikopter pos komando udara (airborne command post) untuk Angkatan Udara Rusia. Heli angkut medium/berat buatan Kazan Helicopters Plant (Russian Helicopters) ini terbang perdana pada 22 Desember 2003 dan mendapat sertifikasi pada 2015.
Pada Januari 2018, Kazan Helicopter Plant mulai membuat seri produksi M-38. Sebanyak 15 unit heli varian militer Mi-38T dipesan untuk Angkatan Bersenjata Rusia dengan jadwal pengiriman dilaksanakan pada 2019 – 2020. Helikopter ini merupakan turunan terbaru dari keluarga heli Mi-8/17 Hip.
Pesawat komando udara Mi-38 akan disuplai oleh Polyot Research and Production Enterprise. Perusahaan ini dikenal sebagai penyedia beragam sistem komunikasi udara canggih.
“Kami bersama Polyot Research and Production Enterprise sedang menyiapkan sebuah helikopter komando udara berbasis Mi-38,” ujar Menteri Pertahanan Rusia Alexsey Krivoruchko seperti dikutip TASS pada Kamis (30/5/2019).
Untuk diketahui, sebelumnya Polyot juga dipilih oleh Kementerian Pertahanan Rusia sebagai penyediaan pesawat pos komando udara Il-22M11 dan pesawat pemancar balik komunikasi Tu-142MR.
Heli Mi-38 dilengkapi sistem instrumen kokpit digital (glass cockpit) Tranzas dan baling-baling utama berbahan komposit. Heli berkapasitas angkut 30 orang ini ditenagai dua mesin Klimov TV7-117V turboshaft dengan daya masing-masing 2.800 hp (2.100 kW).
Sistem kendali terbang (fly-by-wire) turut melengkapi heli bongsor ini. Demikian juga dengan radar navigasi dan radar cuaca, sistem autopilot, autohover, dan autolanding juga telah diintegrasikan pada heli ini.
Dalam hal dimensi, Mi-38 memiliki panjang 19,7 m, tinggi 5,13 m, dan diameter rotor utama 21,1 m.
Sementara dari sisi performa, Mi-38 dengan berat lepas landas maksimum (MTOW) 16.200 kg mampu terbang dengan kecepatan jelajah 285 km/jam (154 knot) dan kecepata maksimum 300 km/jam (160 knot). Jarak jelajah yang dapat dijangkau mencapai 900 km (dengan muatan 3.000 kg).
Untuk ketinggian terbang maksimum, pada 2012 prototipe Mi-38 berhasil mencatatkan rekor sebagai heli ber-MTOW 10.000 kg – 20.000 kg yang terbang paling tinggi di dunia, yakni mencapai angka 8.600 meter (28.200 kaki)
Russian Helicopters (bagian dari Rostec) merancang Mi-38 sebagai heli multiperan yang dapat melaksanakan bermacam misi. Mulai dari angkut personel termasuk VIP/VVIP, rumah sakit terbang, heli SAR, hingga heli untuk misi penerbangan ke lepas pantai.
Mi-38 dapat dioperasikan dalam berbagai iklim, mulai dari kondisi bersuhu dingin ekstrem (-60C) hingga iklim tropikal yang panas (+50C).
Roni Sontani