AIRSPACE REVIEW (angkasreview.com) – Angkatan Laut China (People’s Liberation Army Navy/PLAN) terdeteksi berhasil menguji coba peluncuran lanjutan rudal balistik antarbenua dari kapal selam (submarine-launched intercontinental ballistic missile/SLBM) JL-3.
Uji coba peluncuran dilaksanakan menggunakan kapal selam Type 032 (NATO: Qing-class) di Teluk Bohai dekat Semenanjung Shandong pada Minggu, 2 Juni 2019. Foto lintasan rudal terlihat oleh sejumlah saksi mata di dekat tempat kejadian.
Sebelumnya, peringatan keamanan telah dikeluarkan oleh Dinas Keamanan Maritim Provinsi Liaoning dengan menutup sementara zona laut karena akan digunakan untuk sebuah ‘latihan militer’.
JL-3 merupakan rudal berbahan bakar padat generasi ketiga yang dikembangkan China. Rudal dengan kemampuan membawa 10 hulu ledak independen ini diprediksi memiliki jangkauan sejauh 9.000 – 12.000 km. Rudal ini mampu mencapai sasaran di Amerika Serikat (AS), Eropa, maupun India.
Kei Ribao mengutip penjelasan ahli militer China menulis, JL-3 dikembangkan dari JL-2 dengan penambahan teknologi yang digunakan pada rudal balistik antarbenua (ICBM) DF-41.
Seri rudal Ju Lang (JL) yang dalam bahasa China memiliki arti gelombang raksasa (giant wave) dikembangkan sebagai senjata andalan untuk melengkapi kapal selam rudal nuklir (SSBN) generasi mendatang yang masih dikembangkan yaitu Type 096 (NATO: Tang-class), pengembangan lanjutan dari Type 094 (NATO: Jin-class).
Jadi, bila kapal selam nuklir Type 094 dilengkapi dengan rudal JL-2 SLBM, maka Type 096 akan dilengkapi dengan rudal JL-3 SLBM. Kedua kapal selam akan dioperasikan bersama untuk saling melengkapi.
Sekira enam unit Type 094 saat ini diduga telah dioperasikan oleh PLAN dengan basis dekat Yulin atau Pulau Hainan di Laut China Selatan.
China menerapkan strategi lanjutan dengan meningkatkan kekuatan senjata nuklir dari basis daratan ke lautan. JL-3 merupakan rudal SLBM padanan untuk rudal UGM-122A Trident II (D5) dari AS dan RSM-56 Bulava (NATO: SS-NX-30) dari Rusia.
Uji coba pertama rudal JL-3 disinyalir telah dilaksanakan pada 24 November 2018, walau pemerintah China sendiri tidak pernah menyampaikan konfirmasi mengenai uji coba tersebut. Belum banyak juga informasi spesifikasi tercatat dari rudal ini. Diduga rudal memiliki spesifikasi panjang 13 m dengan diameter 2 m.
Rudal JL-3 dilengkapi dengan sistem navigasi inersial berbasis satelit BeiDou sehingga tingkat akurasi rudal ini sangat tinggi.
Roni Sontani