ANGKASAREVIEW.COM – Dalam berbagai pertempuran, alat untuk memindahkan korban maupun logistik merupakan kebutuhan vital. Dengan alat tersebut, pasukan mendapat kemudahan dalam pergerakannya. Tidak semua modern, peralatan sederhana kadang justru sangat dibutuhkan di medan-medan tempur yang sulit.
Sebagai contoh, pada Perang Vietnam (1955-1975) pasukan Amerika Serikat (AS) sering kelabakan menghadapi gerilyawan Viet Cong (VC) yang sengaja menembak korbannya dalam kondisi luka dan tidak langsung tewas.
Pasalnya, seorang prajurit AS yang terluka otomatis akan membuat empat rekan lainnya menanganinya secara medis menggunakan tandu. Sehingga, dengan taktik VC seperti itu membuat prajurit AS yang siap bertempur berkurang jadi lima orang.
Tautan: Mimpi Buruk Pilot-pilot Amerika di Medan Tempur Neraka Perang Vietnam
Maka jika ada lima prajurit AS yang terluka parah akibat tembakan terpilih gerilyawan VC, akan ada 25 prajurit AS yang tidak bisa ikut berperang. Secara teori kasar dapat diasumsikan seperti itu, walau tidak mutlak tentunya.
Berkurangnya prajurit jelas akan mempengaruhi jalannya pertempuran, karena daya tembak jadi melemah. Demikian pula koordinasi di lapangan akan mengalami kekacauan mengingat banyaknya perimeter yang kosong.
Tautan: Vietnam War: Ketika Pasukan Mobil Udara AS Dibuat Babak Belur oleh Gerilyawan Viet Cong
Untuk mengatasi kendala tranportasi darurat bagi korban luka dan tewas dalam peperangan maupun pasukan yang masih bisa bertempur, militer AS kini telah mengoperasikan wahana sederhana yang efektif dan efisien. Yakni, berupa ‘kereta dorong’ senyap yang disebut sebagai Silent Tactical Energy Enhanced Dismount (STEED).
Alat yang diproduksi oleh Hendrick Motorsports ini, secara fisik bentuknya memang berupa kereta dorong beroda ban yang bisa bergerak secara senyap. Selain itu juga terbuat dari bahan terpilih yang cocok di medan tempur dan bisa dioperasikan minimal oleh satu personel militer saja.
Tautan lain: 4 Negara Jadi Pengguna Flanker di Asia Tenggara, Vietnam Terbanyak 48 Unit
Misalnya untuk membawa korban luka-luka, dengan menggunakan (STEED) cukup dibutuhkan satu prajurit yang juga masih bisa bertempur melawan musuh jika diperlukan.
Sebagai peralatan serbaguna STEED tidak hanya digunakan untuk mengangkut korban luka. Tetapi, bisa juga untuk mengangkut logistik tempur seperti amunisi di berbagai medan yang sulit.
Dengan kehadiran STEED, satu unit pasukan kecil bisa bergerak lebih efisien dan cepat karena tidak lagi direpotkan oleh logistik tempur yang biasanya melekat pada masing-masing personel.
Tautan: AD AS Kucurkan Dana 714 Juta USD, 174 Tank M1A1 Abrams Bakal “Naik Kelas”
Beban logistik tempur yang biasanya lebih cepat menguras tenaga tiap personel ini bisa dikurangi sehingga membuat para prajurit tidak cepat mengalami kelelahan dalam peperangan.
Melalui uji tempur di lapangan, penggunaan STEED yang diciptakan oleh Hendrick Dynamics (divisi dari Hendrick Motorsports) bagi militer AS ini terbukti bisa membuat pasukan bergerak empat kali lebih cepat.
Tautan: Tidak Mudah, 6 Ujian Fisik Ini Adalah Syarat Masuk Jadi Prajurit US Army
Para prajurit menjadi tidak cepat stres atau kelelahan akibat harus membawa beban yang berat dalam pertempuran yang panjang di medan-medan yang sulit.
A Winardi
editor: raider