ANGKASAREVIEW.COM – Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia dan JSC Rosoboronexport (bagian dari Rostec State Corporation) telah menandatangani kontrak pengadaan kendaraan tempur infanteri BMP-3F dan kendaraan angkut personel lapis baja amfibi BT-3F untuk Korps Marinir TNI AL.
Kedua kendaraan dikembangkan dan diproduksi oleh JSC Kurganmashzavod.
Direktur Umum Rosoboronexport Alexander Mikheev mengatakan, kontrak yang dilakukan oleh kemhan RI untuk BT-3F merupakan kontrak ekspor pertama bagi kendaraan ini.
Ia mengatakan, BT-3F untuk Indonesia didesain sesuai permintaan seperti halnya ketika Indonesia membeli BMP-3F beberapa waktu lalu.
Tautan lain: Batalyon Intai Amfibi Korps Marinir, Pasukan Tempur Operasi Amfibi TNI AL
“Indonesia sangat berhati-hati dalam hal pemilihan alat/sistem persenjataan untuk angkatan bersenjatanya. Kontrak ini merupakan bukti serius dari pemilihan kualitas tertinggi persenjataan Rusia dan keunggulannya atas sistem persenjataan para pesaing,” ujar Mikheev dalam siaran pers Rostec yang dilayangkan kepada Angkasa Review hari ini.
BT-3F dibangun dari basis BMP-3F. Kendaraan ini dirancang sebagai wahana transportasi unit-unit Marinir, penjaga pantai, maupun pasukan darat. Baik untuk kendaraan bantuan tembakan maupun sebagai kendaraan pendukung pendaratan pasukan dalam operasi pertempuran.
Tautan lain: Setelah 40 Tahun, Militer Rusia Akhirnya Operasionalkan BMPT Terminator
BT-3F dapat memuat 17 personel termasuk awak kendaraan yang terdiri dari pengemudi, asisten komandan, dan operator pendaratan. Selain pengemudi, kedua awak tadi juga bisa berperan sebagai operator senjata.
Kursi pada BT-3F ini dapat dilipat dan berkemampuan menyerap energi guncangan untuk mengurangi beban di tulang belakang akibat ledakan ranjau atau akibat melaju kencang di jalanan tak rata. Setiap kursi dilengkapi sabuk keselamatan lima titik.
Tak ketinggalan, kabin juga sudah dilengkapi dengan sistem pendingin udara untuk menambah kenyamanan pengguna di wilayah beriklim tropis.
Di bagian atap, BT-3F dapat mengakomodasi modul senjata kendali remote (RCWS) dengan dua dudukan senapan mesin kaliber 12,7 mm.
Tautan lain: Rantis Ringan Tim Bidal OLP Karya Prajurit Korps Marinir TNI AL
Untuk keperluan pemantauan medan, modul tempur ini juga dilengkapi dengan sistem penglihatan termal jauh menggunakan laser rangefinder. Modul senjata ini juga dilengkapi dengan sistem penghitung jumlah munisi sekaligus penunjuk berkurangnya munisi.
Pembelian BT-3F yang satu paket dengan BMP-3/BMP-3F diakui Rusia dapat mengurangi biaya operasi tinggi maupun biaya pelatihan kru. Kedua kendaraan memiliki suku cadang yang dapat digunakan bersama.
Tautan lain: Mengenal Ranpur MRAP Generasi Pertama Milik TNI AD
Kepala Rostec Sergey Chemezov mengatakan, Indonesia merupakan mitra penting bagi Rusia di kawasan Asia Tenggara.
Kerja sama yang dijalin antara Indonesia dan Rostec, tambah Chemezov, tidak hanya di bidang militer saja. Melainkan juga untuk produk sipil serta alih teknologi dengan perusahaan-perusahaan negara. Misalnya, Rostec mengekspor ke Indonesia beragam peralatan medis. Contoh lainnya, anak perusahaan KAMAZ telah didirikan di Indonesia untuk menangani pasokan truk bagi pasar lokal.
“Kami melihat potensi besar untuk pengembangan kerja sama dengan Indonesia,” ujar dia.
Tautan lain: Kunjungi Indonesia, Dankormar Korea Saksikan Kehebatan Prajurit Baret Ungu
Merujuk pada sejarah, Rostec menulis, kerja sama militer dan teknis antara Uni Soviet dan Republik Indonesia telah dilaksanakan sejak 1958. Intensitas hubungan teknis-militer antara Jakarta dan Moskow selanjutnya meningkat pada akhir 1990-an dan awal 2000-an.
Tautan lain: Korps Marinir Belanda Segera Dapatkan Rantis DMV Anaconda 4X4
Data menyebutkan, sejak November 1992, total volume produk militer yang dipasok Rusia ke Indonesia, telah mencapai lebih dari 2,5 miliar dolar AS. Beberapa alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang telah diimpor Indonesia dari Rusia antara lain kendaraan angkut personel lapis baja BTR-80A, BMP-3F, senapan serbu Kalashnikov seri 100, pesawat tempur Sukhoi, helikopter Mi, dan peralatan militer lainnya.
Sementara itu, dari dalam negeri diberitakan, Kemhan telah menandatangani MoU dengan Rusia untuk pengadaan 22 BMP-3F dan 21 BT-3F untuk Korps Marinir TNI AL. Pengadaan BMP-3F merupakan yang ketiga kali, sementara untuk BT-3F adalah yang pertama.
Tautan lain: Unit-unit Infanteri Laut Flotila Kaspia Terima BTR-82A
“Kontrak pengadaan 22 BMP-3F merupakan pengadaan ketiga kalinya. Sedangkan untuk 21 BT-3F merupakan yang pertama dan desain dari Marinir,” ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Brigjen TNI Totok Sugiharto kepada media di Jakarta, Selasa.
Roni Sontani