ANGKASAREVIEW.COM – Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Dalam Kamus Peribahasa Indonesia, aslinya kalimat ini menggambarkan perilaku orang tua yang tidak tahu diri karena berlagak seperti halnya anak muda.
Meski demikian, tua-tua keladi tidak selamanya selalu berkonotasi negatif. Peribahasa ini lazim juga digunakan untuk menggambarkan bahwa semakin tua semakin matang dan berisi.
Maka, peribahasa tadi dapatlah kiranya kita gunakanya untuk menggambarkan sosok pesawat pengebom B-52 Stratofortress buatan Boeing yang telah berusia 67 tahun bila kita hitung dari sejak penerbangan perdananya pada 1952.
Tautan: Rusia: Amerika Lakukan Simulasi Serangan Nuklir ke Rusia Pakai B-52H
Apa yang ingin dikatakan adalah, B-52 yang masih akan digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (AU AS/USAF) hingga tahun 2045 ini, kemampuannya terus ditingkatkan. Selain dibuat menjadi muda lagi, persenjataan yang dapat dibawa pesawat bertubuh bongsor ini pun makin modern.
Adalah grup Boeing yang telah mendapatkan kontrak 250 juta dolar AS untuk riset dan pengembangan integrasi rudal jelajah luncur udara (air launch cruise missile) terbaru pada B-52H.
Dengan integrasi tersebut, pembom B-52 nantinya masih bisa melakukan misi serangan nuklir menggunakan rudal-rudal LRSO di setiap gantungan senjata di sayapnya.
Tautan: USAF Tingkatkan Muatan Senjata Eksternal B-52 Hingga Empat Kali Lipat
Dalam program integrasi ini Boeing akan melakukan riset untuk menyiapkan gantungan senjata (pylon) yang sesuai untuk rudal LRSO, peluncur putar, hingga perangkat lunaknya.
Diperkirakan pengujian rudal dan integrasi sistemnya di B-52H dapat dilaksanakan pada 2022-2023.
Tautan: Ellsworth AFB Dipilih Jadi Markas Pertama Pembom Siluman B-21 Raider
Dengan rudal LRSO, B-52 yang bukan pembom siluman masih akan menjadi mesin perang udara yang menakutkan karena mampu meluncurkan serangan-serangan udara dari jarak jauh, ribuan kilometer, tanpa harus masuk ke wilayah musuh.
Makin tua makin menjadi, itulah B-52 sang pengebom berusia tua namun berkemampuan makin muda.
Roni Sontani
Kalau dilihat. Masih bisa diinstal 1 pylon lagi diantara mesin. Intinya sih pembom ini masih akan sangat berperan di masa depan