ANGKASAREVIEW.COM – Jalinan kerja sama Saab dan Boeing berlanjut di luar pembuatan pesawat jet latih. Kali ini kedua perusahaan mengembangkan bom diameter kecil (small diameter bomb) berbasis peluncuran darat atau disebut ground-launched small diameter bomb (GLSDB).
Bom yang bisa disebut juga sebagai munisi roket artileri ini memiliki akurasi tembakan yang baik serta jarak jangkau tembakan yang jauh mencapai 150 km.
Dengan dilengkapi senjata jenis ini, pasukan darat akan terbantu karena dapat menyerang lawannya dari jarak yang masih sangat jauh.
Tautan lain: Menangi Proyek T-X, Boeing Bikin ‘Hattrick’ Pengadaan Pesawat dalam Waktu Berdekatan!
Bom SDB I (GBU-39/B) digunakan sebagai hulu ledak GLSDB. Sebagaimana diketahui, SDB I yang diproduksi sejak 2006 merupakan bom udara bepemandu yang sudah terbukti keampuhannya.
Saab dalam berita di lamannya menyebut, kurang lebih 20.000 bom SDB sudah berhasil diproduksi dan setengahnya telah digunakan di medan pertempuran. Bom ini dibuat oleh Boeing Integrated Defence Systems.
Tautan lain: Saab Terima Kontrak Pertama Pengembangan Jet Latih T-X AU AS
Pengguna bom SDB tersebar di 15 negara. Angkatan Udara AS (USAF) merupakan salah satu operator terbesar bom SDB.
Karena berbasis sebagai bom pintar, setelah diintegrasikan dalam GLSDB pun maka bom/roket baru ini tidak memerlukan peluncur gerak khusus. Cukup diluncurkan dari sebuah kontainer peluncur, bom sudah dapat mengarah ke targetnya dalam lingkup 360 derajat.
Tautan lain: Saab Perkenalkan Rudal Antikapal RBS15 Gungnir, Sang Tombak Dewa Nordik
Bom GLSDB juga dirancang dapat diluncurkan menggunakan platform peluncur lain seperti M270, HIMARS, maupun CHUNMOO.
Dengan segala keunggulan yang ada padanya, Saab dan Boeing menyebut GLSDB sebagai munisi solusi untuk kebutuhan angkatan bersenjata hari ini dan esok.
Roni Sontani