ANGKASAREVIEW.COM – Tiga skadron baru disiapkan oleh TNI Angkatan Udara di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur. Skadron Udara 33 Angkut Berat tahun ini akan diresmikan di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Sementara dua skadron lagi masih dalam proses pembangunan, yaitu Skadron Udara 9 Helikopter di Jayapura, Papua dan Skadron Udara 27 Angkut Sedang di Biak, Papua.
Tautan: Gebrakan Awal Tahun, PTDI Terima Kontrak Pengadaan 8 Heli Angkut Berat dan 9 Heli Serbu
“Untuk Skadron Udara 33 nanti akan diisi oleh pesawat C-130 Tipe H. Skadron Udara 9 akan diisi oleh helikopter, dan Skadron Udara 27 akan diisi oleh pesawat angkut CN295/CN235,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Novyan Samyoga kepada Angkasa Review di kantornya, Mabesau, Cilangkap, Jumat (8/3/2019).
Tautan: CN295 TNI AU Bantu Pulangkan Pengungsi dari Balikpapan ke Palu
Sementara untuk CN295 dan CN235, kedua pesawat angkut sedang ini saat ini bernaung di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Samyoga menerangkan, untuk memenuhi kebutuhan di Skadron Udara 27 TNI AU akan menambah tiga unit CN295 dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Tautan: Mantap! PTDI Kembangkan Pesawat Gunship Berbasis CN235
Tiga unit CN295 tambahan akan melengkapi sembilan unit CN295 yang sudah dimiliki TNI AU saat ini sehingga menjadi 12 unit. Ditambah pesawat CN235 yang siap minimal ada dua unit sehingga menjadi 14 unit.
“Nah, nanti jumlah ini akan dibagi dua. Sebagian di Skadron Udara 2 dan sebagian lagi di Skadron Udara 27,” ujar Kadispenau.
Tautan: Dari Skadron Baru hingga Satuan Rudal Jarak Jauh, Ini Daftar Renstra IV TNI AU (2020-2024)
Ditambahkan Samyoga, keberadaan skadron pesawat angkut untuk mendukung tugas-tugas TNI AU di Indonesia Tengah maupun Timur seperti di Makassar, Biak, dan Jayapura, dirasa perlu karena selama ini skadron pesawat angkut hanya ada di Indonesia bagian Barat saja.
Roni Sontani
Hawk 100/200 skad 12 secara overlap dg F16 skad 16 yg memiliki kemampuan multirole bagusnya digeser ke Biak biar rakyat di Indonesia Timur ikut merasakan kebanggaan memiliki skad fighter
mending tucano saja gan,cucok tuk counter guerilla
Kalo tucano dipakai. Apa gk ribut yuh ham hem hom