ANGKASAREVIEW.COM – Walau mendapat tekanan dan ancaman sanksi dari Amerika Serikat (AS) atas pembelian sistem pertahanan udara (sishanud) S-400 Triumf dari Rusia, Turki tetap teguh pada pendiriannya untuk memiliki persenjataan penggebuk sasaran udara jarak jauh ini.
Bahkan berita terbaru menyebut, Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan kembali menyebut keinginannya untuk membeli sishanud yang lebih canggih lagi yakni S-500 Prometey (Prometheus). Keinginan ini pernah dikatakan tahun lalu.
Dilaporkan TASS, pernyataan Erdogan disampaikan saat diwawancarai oleh stasiun televisi Turki, 24 TV pada Rabu (6/3/2019).
Tautan lain: BPM-97, Ranpur Penjaga Perbatasan Reinkarnasi BTR-40
“Kontrak pembelian S-400 dari Rusia sudah selesai. Kami tidak akan menolaknya dengan alasan dan kondisi apapun. Kami sudah mencapai kesekapatan dengan Rusia. Dan, kemungkinan akan ada produksi bersama. Kami juga mempertimbangkan opsi-opsi pembelian S-500 setelah S-400 ini,” ungkap Erdogan.
Ia menambahkan, pada Juli tahun lalu dirinya telah menyampaikan saran kepada Presiden Vladimir Putin untuk memproduksi S-500 bersama dengan Turki. Namun, Erdogan tidak merinci tanggapan dari Presiden Rusia itu.
Tautan lain: Sistem Data F-35B Terkoneksi dengan Sistem Pertahanan Diri USS Wasp
S-500 dirancang sebagai penerus S-400. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu sebelumnya mengatakan bahwa sishanud dengan kemampuan jarak tembak sasaran udara hingga 600 km akan mulai dioperasikan oleh Angkatan Bersenjata Rusia tahun 2020.
Sementara itu dari pihak AS, Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Robert Palladino pada awal pekan ini mengatakan, AS akan melakukan penilaian ulang atas partisipasi Ankara dalam program jet tempur F-35. AS juga kemungkinan besar akan memberlakukan pembatalan pengiriman persenjataan masa depan kepada Turki.
Tautan lain: Ikan Terbang Bersenjata Berat, Drone Terbaru Turki Siap Beroperasi Tahun 2020
Pembelian S-400 oleh Turki telah memancing diberlakukannya sanksi hukum federal Countering America;s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Sanksi yang sama mengintai India yang juga telah melakukan pembelian S-400 dari Rusia pada Oktober tahun lalu.
Roni Sontani