ANGKASAREVIEW.COM – Setelah Israel menyerang pangkalan-pangkalan militer Iran di Suriah menggunakan rudal dan melalui serangan udara pada Januari 2019 lalu, Iran segera melontarkan ancaman untuk menyerang balik Israel.
Ancaman Iran ini tidak bisa dianggap main-main karena dengan sejumlah rudal balistik yang dimiliki, Iran dapat dikatakan sanggup menggempur Israel.
Pada Februari 2019, Iran bahkan telah melakukan uji coba peluncuran rudal jarak jauh (lebih 1.000 km) Dezful yang langsung membuat Amerika Serikat (AS) naik pitam.
Tautan lain: Mimpi Buruk Pilot-pilot Amerika di Medan Tempur Neraka Perang Vietnam
AS merasa sangat khawatir karena Iran juga mengumumkan telah memiliki rudal yang jarak jelajahnya lebih jauh dibandingkan Dezful dan siap digunakan untuk menggempur pangkalan militer AS dan Israel.
Tautan lain: Sistem Pertahanan Udara Buk-M2 Suriah Patahkan Serangan Rudal Jet Tempur F-16 Israel
Sobat AR, dengan perhitungan bahwa Israel merupakan sasaran paling potensial dari rudal-rudal Dezful, maka pada 4 Maret 2019 militer AS melalui Komando Eropa menempatkan sejumlah alusista antirudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) berikut 200 personel militer pendukung di Israel.
Meski penempatan THAAD di Israel menunjukkan AS selalu siap membantu Israel kapan saja untuk melawan Iran, militer AS beralasan bahwa keberadaan THAAD adalah untuk latihan bersama demi mengasah kemampuan sistem pertahanan udara (sishanud) kedua negara.
Tautan lain: Bridge Helmet Platform, Terobosan Kalajengking Israel
Militer AS sendiri tidak memberikan kepastian kapan sishanud THAAD akan ditarik dari Israel setelah latihan perang berakhir. Tapi ada indikasi bahwa AS akan menempatkan THAAD di Israel secara permanen.
Sobat AR, militer Israel sendiri sebenarnya sudah memiliki sishanud yang sangat rapat, yakni Iron Dome yang bisa menangkis serangan rudal jenis apapun. Namun, Iron Dome tetap memiliki keterbatasan karena tidak bisa menangkis semua serangan rudal yang diluncurkan secara massal.
Tautan lain: IDF Resmi Operasikan Sistem Pertahanan Laut Titik C-Dome
Sebagai contoh ketika gerilyawan Hamaz meluncurkan roket dan rudal dalam jumlah besar, tetap saja ada roket serta rudal yang bisa mendarat di Israel.
Oleh karena itu kehadiran sishanud THAAD dari AS langsung disambut antusias oleh Israel.
A Winardi
editor: raider