ANGKASAREVIEW.COM – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD) telah menyetujui Angkatan Laut AS (US Navy) dan Boeing untuk menyampaikan penawaran jet serang elektronik EA-18G Growler kepada Finlandia. Demikian dikutip dari ruang media Boeing yang dirilis Senin (18/2/2019).
Proposal akan diajukan terkait permintaan penawaran dari Kementerian Pertahanan Finlandia akan kebutuhan pesawat tempur baru guna menggantikan armada F/A-18C/D Hornet dalam program pengadaan bertajuk HX Fighter Project (HX-FP).
Tanpa persetujuan dari DoD, maka mustahil AS bisa mengekspor persenjataan unggulan ke negara lain. Bahkan, AS juga bisa melarang pengguna produk alutsista mereka untuk menjual ulang ke negara lain melalui pertimbangan sepihak Paman Sam. Contoh terbaru adalah dibatalkannya rencana penjualan 12 F-16 Israel kepada Kroasia oleh AS.
Di dunia saat ini, baru Angkatan Udara Australia (RAAF) yang diberi kesempatan menggunakan EA-18 Growler di luar AS bersamaan dengan penggunaan F/A-18A/B Hornet (sejak 1980-an) maupun F/A-18E/F Super Hornet.
Dan Gillian, Wakil Presiden Boeing Program Hornet dan Growler menyatakan, F/A-18E/F dan EA-18G merupakan kombinasi kapabilitas yang sangat superior. Hal ini akan sesuai dengan kebutuhan dari misi HX-FP.
Growler diklaim Boeing sebagai platform pesawat serang elektronik (AEA) terbaik yang ada di dunia saat ini. Pesawat ini mampu mengacaukan, mengelabui, maupun menangkal beragam sistem elektronik militer lawan termasuk radar dan sistem komunikasi.
Sahabat AR, proposal permintaan informasi (RFI) telah diajukan Helsinki kepada para pabrikan pesawat dari tujuh negara pada 2016. Sebanyak empat negara yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Swedia telah menjawab RFI yang dilanjutkan dengan permintaan penawaran detail (RFQ) oleh Finlandia.
Masing-masing negara yang diminta telah mengajukan andalannya masing-masing yaitu Dassault Rafale (Perancis), Eurofighter Typhoon (BAE Systems – Inggris), Gripen E/F (Swedia), Boeing F/A-18E/F Super Hornet dan Lockheed Martin F-35A Lightning II (Amerika Serikat). Dan kini, bertambah satu lagi dari Boeing yaitu EA-18G Growler.
Mengutip dari Jane’s, Helsinski sedikitnya membutuhkan 64 penempur baru dengan kemampuan persenjataan, sensor, dukungan suku cadang, dan sistem latihan yang terjamin.
Untuk mengurangi risiko dari tidak terintegrasinya sistem yang diinginkan, Helsinki telah meminta para pabrikan untuk bekerja sama dengan pemerintah masing-masing agar tidak terjadi salah pengertian dari paket yang ditawarkan terhadap program HX-FP bernilai 13,1 miliar dolar AS ini.
Penentuan jet tempur mana yang akan dipilih, Sobat AR, akan diputuskan Helsinki pada 2021. Armada Hornet sendiri selanjutnya akan dipensiunkan secara bertahap mulai 2025 hingga 2029.
Dalam kompetisi di Finlandia ini, Gripen bertemu Growler. Walau bukan pesawat yang sejenis, kehadiran Growler sedikit banyak diperkirakan akan ‘mengganggu’ peluang Gripen karena Boeing bisa menawarkan paket lengkap Super Hornet plus Growler seperti halnya kombinasi ini dipakai RAAF.
Tentu saja yang akan dipilih adalah yang terbaik menurut Helsinki dengan mempertimbangkan segala aspek. Termasuk di dalamnya adalah aspek teknis dan aspek politis yang tidak pernah terlepas satu sama lain dalam hal pembelian alutsista.
Kita tunggu dan cermati masing-masing kampanye yang dilakukan oleh kedua pabrikan maupun juga oleh pabrikan-pabrikan lainnya.
Roni “Raider” Sontani