ANGKASAREVIEW.COM – Perusahaan pertahanan dan keamanan asal Swedia, Saab, siap membantu Indonesia mengembangkan pembuatan jet tempur dalam negeri. Saab siap memberikan transfer teknologi terkait hal-hal yang dapat menunjang terciptanya pesawat tempur yang canggih.
“Kami memiliki beragam teknologi yang dapat digunakan untuk membantu pengembangan pesawat tempur dalam negeri. Itu salah satu yang kami tawarkan kepada Indonesia,” ujar Kepala Saab Indonesia Anders Dahl saat berbincang dengan Angkasa Review di Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Untuk diketahui, saat ini Indonesia dan Korea Selatan sedang menggarap proyek bersama pengembangan jet tempur KF-X/IF-X.
Setelah prototipe pesawat tersebut mengudara, selanjutnya masing-masing negara (Indonesia dan Korea Selatan) akan melakukan pengembangan lanjutan masing-masing sesuai kebutuhan angkatan udaranya.
“Di Indonesia kami hadir untuk meneruskan spektrum kerja sama yang telah dibangun dengan Angkatan Darat, Angkatan Laut, maupun Angkatan Udara. Kami memiliki produk-produk unggulan yang bisa diekspor termasuk ke Indonesia,” kata Dahl.
Ditanya secara spesifik mengenai teknologi pesawat tempur, ia menjabarkan bahwa Swedia telah berhasil membuat pesawat tempur canggih Saab Gripen yang telah digunakan oleh Angkatan Udara Swedia dan sejumlah negara lain.
“Terkait teknologi pesawat tempur, kami telah mampu membuat beragam perangkat canggih yang telah diterapkan pada pesawat tempur buatan kami. Mulai dari radar, perangkat perang elektronik, avionik, sistem misi, dan teknologi-teknologi lain yang telah kami kuasai. Untuk diketahui pula, kami sudah membuat pesawat tempur kurang lebih sejak tahun 1937,” jelasnya.
Mengenai pembuatan komponen di dalam negeri, lanjut Dahl, hal itu disesuaikan dengan kemampuan industri dirgantara Indonesia dan tergantung pada kesepakatan yang dicapai.
“Namun kami tekankan, kerja sama yang bisa dibangun tentu tidak hanya sebatas pada pembuatan komponen saja. Lebih dari itu adalah bagaimana membangun organisasi, konsep operasi, pusat peperangan elektronik nasional, dan lainnya,” ujarnya.
Bila Indonesia memastikan akan membeli radar dari Saab, lanjut Dahl, tentu saja hal ini berkorelasi dengan transfer teknologi yang akan diberikan oleh Saab kepada Indonesia.
“Negara kami bukan negara besar seperti Amerika, Rusia, atau China. Penduduk kami hanya 10 juta jiwa. Ekspor produk industri sangat berarti bagi negeri kami dan kami tentu akan membantu memberikan transfer teknologinya. Namun, tentu saja semua harus sesuai dengan kesepakatan bisnisnya,” pungkas pria jangkung ini.
Roni “Raider” Sontani