ANGKASAREVIEW.COM – Konflik antara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya melawan Rusia sebenarnya sudah sering terjadi. Akan tetapi, bukan berupa bentrokan bersenjata melainkan saling sergap pesawat di udara.
Misalnya, pada Sabtu (26/1/2019), dua unit pesawat pengebom Rusia yang paling diperhitungkan AS, yakni Tu-160 Blackjack disergap oleh jet-jet tempur AS dan Kanada di atas wilayah udara Kanada.
AS mengerahkan dua F-22 Raptor dan satu pesawat peringatan dini E-3 Sentry AWACS. Sementara Angkatan Udara Kanada menurunkan dua CF-18 Hornet untuk menyergap Tu-160 yang terbang tanpa pengawalan dan sengaja ‘nyelonong’ ke ruang udara Kanada itu.
Baik pesawat-pesawat AU AS maupun AU Kanada, tergabung dalam satu komando North American Aerospace Defense Command (NORAD). Sehingga, kekuatan gabungan itu selalu bisa bereaksi cepat ketika ada pesawat asing yang termonitor sedang memasuki ruang udara AS dan Kanada.
Reaksi cepat itu ditunjukkan oleh NORAD meski pesawat-pesawat militer Rusia yang melanggar ruang udara Alaska dan Kanada kemungkinan kecil terlibat bentrokan di udara.
Panglima NORAD Jenderal Terrence J. O’Shaughnessy seperti dikutip media menyatakan, NORAD mendeteksi dan sekaligus melaksanakan penyergapan asing dalam waktu singkat. Hal ini mencerminkan superioritas udara NORAD terhadap pesawat-pesawat Rusia yang gemar melancarkan penerbangan provokasi.
Sejauh ini, penerbangan Tu-160 yang tanpa dikawal jet-jet tempur dan didampingi pesawat tanker, sebenarnya bukan merupakan penerbangan yang ‘mengancam’. Penyergapan terhadap pesawat Rusia di wilayah udara AS dan Kanada pun selalu berakhir damai karena pesawat Rusia langsung pergi setelah diusir.
Tindakan dilakukan lebih kepada masalah menjaga kedaulatan wilayah udara dan antisipasi terhadap hal-hal yang tidak diharapkan terjadi.
Kejadian seperti itu, biasanya kemudian dibalas oleh AS dengan mengerahkan pesawat-pesawat non jet tempur untuk terbang mendekati wilayah Rusia. Hal ini pun terjadi pada 28 Januari 2019.
Kehadiran Su-27 yang dikenal sangat lincah bermanuver di udara dan seperti menjadi simbol AU Rusia, akhirnya memang membuat Poseidon menyingkir.
Biasanya ketika melaksanakan penyergapan, Su-27 terbang ‘melingkari’ pesawat korbannya dan bermanuver nyaris menyerempet pesawat lawan.
Namun, yang membuat AS makin segan, adalah karena saat melakukan penyergapan, jet tempur rancangan Biro Desain Sukhoi itu selalu terbang sendirian. Hal ini seperti ingin menunjukkan bahwa pesawat Rusia lebih superior ditambah penerbangnya yang nekad.
A Winardi
editor: ron