ANGKASAREVIEW.COM – Perancis merupakan negara Eropa yang sangat mencintai dan membanggakan produk dalam negerinya. Salah satu kebanggaan itu diwujudkan melalui penggunaan jet tempur segala peran (omnirole) Rafale buatan Dassault Aviation oleh Angkatan Bersenjatanya.
Hingga saat ini Kementerian Pertahanan Perancis telah memesan 208 unit Rafale, terdiri dari 160 unit untuk Angkatan Udara (Armée de l’Air) dan 48 untuk Penerbangan Angkatan Laut (Aéronautique Navale).
Pesanan terbaru ditandatangani pada 14 Januari 2019 oleh Kemhan Perancis dan pabrik Dassault Aviation untuk pengadaan 28 Rafale senilai 2 miliar euro atau setara 2,3 miliar dolar AS.
Dalam kesempatan tersebut, Kemhan Perancis juga menyetujui pengembangan seri “France 4” (F4) dari Rafale yang akan divalidasi tahun 2024.
Seluruh 28 Rafale yang dipesan kali ini akan mulai diterima Armée de l’Air mulai tahun 2023. Pesawat ini akan memuat sejumlah fitur fungsi yang nantinya diterapkan pada seri F4.
Di tahun yang sama, 2023, Kemhan Perancis akan memesan 30 unit Rafale F4 dengan masa pengiriman pada 2027-2030.
Seri F-4 akan dilengkapi dengan radar yang telah ditingkatkan kemampuannya, targeting pod Talios, dan integrasi Helmet-Mounted Display (HMD) guna menunjang perang jaringan pusat (NCW).
Sejumlah persenjataan modern turut melengkapi jet Rafale F4. Seperti rudal udara ke duara Mica NG, senjata udara ke dara modular Hammer AASM, rudal jelajah Scalp, dan lainnya.
Intinya, F-4 merupakan peningkatan kemampuan dari seri F1, F2, F3, dan F-3R.
Rafale F1 merupakan seri standar pertama bagi Aéronautique Navale (varian Rafale M). Rafale ini dilengkapi dengan kemampuan pertempuran udara ke udara, namun kurang dalam hal kemampuan udara ke darat.
Perbaikan seri F1 kemudian dilaksanakan sehingga menghasilkan seri F2 dengan kemampuan pengintaian serta pertempuran udara ke darat.
Sementara untuk seri F3 dan F3R, Rafale sudah dilengkapi kemampuan membawa persenjataan nuklir dan beragam persenjataan presisi mutakhir lainnya termasuk rudal udara ke udara jarak jauh MBDA Meteor.
Dari 208 unit yang dipesan oleh Kemhan Perancis, hingga saat ini sekira 151 unit Rafale telah dikirimkan ke AU dan AL Perancis.
Dassault Aviation dalam lamannya menerangkan, jet tempur mesin ganda Rafale sejauh ini telah mendapatkan cap combat proven di berbagai medan pertempuran. Seperti dalam perang di Afganistan, Libia, Mali, Irak, dan Suriah.
Rafale secara akumulasi telah membukukan 260.000 jam terbang. Sebanyak 40.000 jam terbang di antaranya dicapai di medan tempur.
Selain digunakan oleh Peranis, Rafale digunakan juga oleh Mesir usai memesan 24 unit. Rafale juga dipesan oleh Qatar dan India, masing-masing 36 unit.
Terbang perdana pada 4 Juli 1986, jet tempur Rafale baru masuk jalur produksi untuk AU Perancis pada 2001.
Rafale merupakan produk andalan Perancis yang didukung industri-industri besar dalam negeri sebagai kontraktor utama seperti Dassault, Thales, dan Safran.
Roni Sontani