ANGKASAREVIEW.COMĀ – Kabar bahwa Vietnam ingin membeli jet tempur siluman generasi kelima Rusia, Su-57, sudah behembus sejak beberapa tahun lalu. Namun demikian, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi baik dari pihak pemerintah Vietnam maupun Rusia.
Hubungan Vietnam dan Rusia dapat dikatakan sangat erat, terlebih menyangkut jual-beli wahana tempur militer berikut persenjataannya.
Vietnam merupakan salah satu pelanggan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Rusia. Bahkan sejak masa Uni Soviet, Hanoi telah membeli ratusan alutsista dari Moskow.
Misalnya saja adalah 120 unit jet tempur MiG-21F/PF, 250 tank T-62, 600 tank T-54/55, dan sejumlah kapal-kapa perang eks Soviet.
Di era milenium, untuk matra udara Vietnam telah beranjak mengoperasikan 73 jet tempur generasi keempat Su-27/30 berbagai varian. Mulai dari Su-27P/SK/UBK hingga yang terbaru 30MK2V.
Walau demikian, segudang jet-jet lama era Soviet masih diandalkan termasuk 35 pembom tempur Su-22 Fittter.
Sementara untuk matra laut, tahun 2009 Hanoi membeli enam kapal selam Kilo-class dari Rusia dan telah tiba semuanya pada awal tahun 2017.
Yang terbaru, untuk matra darat Vietnam baru menerima pengiriman kelompok pertama 32 MBT T-90SK dari 64 unit yang dipesan.
Dapat diterima dengan nalar memang, apabila Hanoi berkeinginan membeli Su-57. Selain untuk mengimbangi kekuatan militer China dalam konflik sengketa batas Laut China Selatan, Vietnam tampaknya juga telah menunjukkan niat untuk menjadi negara dengan militer terkuat. Paling tidak, di kawasan regional.
Dalam sepuluh tahun terakhir, Hanoi sangat gencar membeli sistem persenjataan dari Rusia dan tercatat sebagai salah satu negara yang menggelontorkan anggaran militer cukup besar.
Adalah laman penerbangan dan kemiliteran dari Rusia, avia.pro yang memunculkan kembali berita bahwa Hanoi kini tengah mempertimbangkan pembelian 12 Su-57 dari Rusia senilai kurang lebih 2 miliar dolar AS, Rabu (2/1/2019).
Apabila isu tersebut benar, dapat disinyalir Vietnam akan menjadi pengguna pertama Su-57 di luar Rusia dan mengambil keuntungan dari pengoperasian jet tempur generasi kelima Beruang Merah.
Meski demikian, ditambahkan dalam pemberitaan tersebut, berdasarkan pengamatan analis, Amerika Serikat tentunya tidak akan tinggal diam menyikapi rencana negeri yang pernah mengalahkannya dalam perang berlarut tersebut.
Kuat diduga, AS akan menciptakan masalah serius terhadap Vietnam melalui sanksi-sanki yang dapat berimbas pada ekonomi Vietnam.
Sementara itu laman baodatviet.vn menulis, pemberitaan dari avia.pro dapat dinilai sebagai pemberitaan yang cukup menyenangkan bagi pihak-pihak yang mencintai dan memantau perkembangan militer Vietnam.
Ditambahkan Dat Viet, Pusat Analisis Perdagangan Senjata Dunia (TSAMTO/CAWAT) berdasakan kajianya pernah menilai bahwa Vietnam kemungkinan akan memesan 12-24 jet tempur generasi kelima sekitar tahun 2030-2035.
Mana yang benar? Kita tunggu perkembangan berikutnya.
Roni Sontani