ANGKASAREVIEW.COM – Hingga saat ini pemerintah Afganistan di bawah pimpinan Presiden Ashraf Ghani masih menghadapi tantangan berat untuk menghadapi perlawanan kelompok ISIS dan Taliban.
Untuk bertempur melawan ISIS pasukan Afganistan biasanya didukung oleh militer AS. Sementara ketika bertempur melawan Taliban pemerintah Afghanistan lebih sering menurunkan aparat kepolisiannya.
Akan tetapi, aparat kepolisian Afghanistan pada akhirnya dinilai belum memadai untuk menghadapi kelompok Taliban karena berbagai kondisi. Tak pelak para personel kepolisian Afganistan pun kerap menjadi korban keganasan kelompok Taliban.
Dalam perkembangan terkini, seperti diberitakan military.com (1/1/2019), sebanyak 15 personel kepolisian Afganistan telah tewas saat bertempur melawan Taliban di wilayah Helmand. Wilayah ini dikenal sebagai sarangnya kelompok Taliban dan ISIS.
Dengan kondisi seperti, pemerintah Afganistan pun ambil keputusan untuk mengandalkan pasukan-pasukan komandonya yang dikenal lebih militan dan terlatih baik.
Sebagai pasukan komando yang digembleng oleh para personel Pasukan Khusus Amerika Serikat, pasukan komando Afganistan yang berjumlah sekira 14.000 personel mendapatkan pelatihan selayaknya pasukan khusus tingkat dunia.
Lebih dari itu, untuk mengurangi risiko kematian ketika harus bertempur melawan ISIS, para personel pasukan komando ini pun dibekali kemampuan mengoperasikan kendaraan tempur lapis baja.
Para personel pasukan komando Afganistan yang telah mendapatkan pendidikan sekolah komando, tidak diharuskan menjadi pasukan khusus karena mereka bisa ditransfer untuk bergabung dengan satuan-satuan reguler di militer negeri itu.
Sekolah pendidikan komando untuk mencetak pasukan khusus Afganistan berlokasi di Kabul Military Training Center (KMTC) dan dipimpin oleh anggota Special Forces AS berpangkat kolonel.
Pasukan komando Afghanistan setelah menjalani pelatihan tempur kemudian bergabung dengan Afghan National Army’s 215th Corps dan bertugas di kawasan Helmand.
Komandan tertinggi militer Afganistan Mayor Jenderal Wali Mohammad Ahmadzai, berjanji akan mengirim 5.000 personel pasukan komandonya untuk bertempur baik melawan ISIS maupun Taliban.
Dalam operasi militer di awal tahun 2019 ini, pasukan komando Afganistan yang berkualifikasi setara pasukan khusus ini mulai menunjukkan kemampuannya setelah berhasil menewaskan 27 personel ISIS.
Kemampuan pasukan komando Afganistan tampaknya akan menjadi andalan pemerintah Afganistan dan juga militer AS di masa mendatang. Hal ini mengingat militer AS sendiri sebenarnya sudah “keteteran” untuk menjalankan misi tempur di kawasan konflik berlarut itu.
A Winardi