ANGKASAREVIEW.COM – Bila proses pengembangan jet tempur multiperan buatan Korea Selatan dan Indonesia KF-X/IF-X berjalan lancar, maka kelompok pertama jet tempur generasi 4.5 ini akan memasuki masa dinas aktif untuk AU Korea Selatan (ROKAF) pada 2026. Menyusul kemudian Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) juga akan mendapatkan IF-X.
Saat jumpa pers sosialisasi hasil PDR (Preliminary Design Review) program jet tempur KF-X/IF-X yang diadakan PT Dirgantara Indonesia di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta hari Kamis lalu (6/12), redaksi AR sempat menanyakan jumlah yang akan dibeli TNI AU kepada Heri Yansyah yang menjabat sebagai Program Manager KF-X/IF-X PTDI.
“Berdasar MoU, TNI AU akan mendapatkan sebanyak tiga skadron,” ujar Heri.
Disebutkan, satu skadron jet tempur IF-X akan berisi 16 pesawat, berarti total sebanyak 48 IF-X akan memperkuat sayap TNI AU.
“Seluruh pesawat IF-X nantinya akan di produksi oleh PTDI,” tambah Heri menandaskan.
Berdasar informasi yang beredar, pabrik Korea Aerospace Indonesia akan membangun sebanyak 120 KF-X untuk ROKAF atau berkurang dari rencana sebelum yakni 130 unit. Jet tempur KF-X didapuk untuk menggantikan posisi jet tempur gaek ROKAF yakni F-5E/F Tiger II dan F-4 Phantom II.
Lalu bagaimana dengan TNI AU sendiri? Dikutip dari lama resmi tni-au.mil.id, disebutkan bahwa dalam program pembangunan kekuatan (Probangkuat), TNI AU berencana menambah tiga skadron tempur baru termasuk penambahan dua skadron pesawat angkut, satu skadron helikopter, dan dua skadron pesawat tanpa awak (PTTA).
Selain ada kebutuhan untuk mengisi tiga skadron jet tempur baru tersebut, saat ini TNI AU juga tengah mempertimbangkan untuk mencari pengganti armada jet tempur ringan multiperan keluarga Hawk 100/200 buatan BAE Systems, Inggris.
Sebagaimana diketahui, Hawk 100/200 saat ini masih menjadi andalan Skadron Udara 1 di Pontianak dan Skadron Udara 12 di Pekanbaru.
Pada 2026 nanti, jet tempur Hawk 100/200 akan memasuki masa dinas tiga dasawarsa. Tersiar kabar calon penerus yang ditimang-timang sebagai pengganti di antaranya adalah Saab Gripen dari Swedia, F-16 Viper dari AS, dan FA-50 dari Korea Selatan.
Tentunya, peluang ini juga juga terbuka besar untuk IF-X bila jet generasi 4.5 ini tersedia tepat pada waktunya.
Rangga Baswara Sawiyya