ANGKASAREVIEW.COM – Pasukan khusus merupakan salah satu jenis pasukan tempur yang dibentuk, dilatih, dan digunakan untuk misi tempur yang terbilang sangat unik dan berat. Mereka sering kali dikirim untuk menyusup ke wilayah lawan. Oleh karena itu, pasukan khusus sering dilengkapi dengan berbagai peralatan dan perlengkapan yang serba khusus atau didesain sangat spesifik.
Contohnya adalah pakaian tempur, khususnya yang digunakan pada era pertempuran modern. Pasukan khusus dilengkapi dengan berbagai peralatan yang memiliki bobot berat dan beragam. Oleh karena itu, saat ini pasukan khusus menggunakan vest tempur, atau biasa disebut tactical vest. Namun, penggunaan tactical vest membuat tubuh pengguna terasa sangat gerah akibat sirkulasi udara yang terbatas.
Selain itu, tuntutan misi yang kian kompleks menambah beban prajurit pasukan khusus. Karena, di lapangan sering kali misi menjadi sangat dinamis. Salah satunya adalah pasukan Specialne Sile atau Special Operation Unit, pasukan khusus Slovenia. Pasukan ini menjadi ujung tombak operasi tempur behind the lines negara Slovenia.
Uniknya, salah satu pabrikan tactical gear asal Slovenia, UF Pro, menciptakan sebuah pakaian yang dirancang khusus untuk operasi behind the lines. Seringkali Specialne Sile menggunakan produk-produk buatan UF Pro.
UF Pro Multicam Black Series, adalah salah satu seri terbaru dari UF Pro yang didesain sangat memenuhi aspek kebutuhan pengguna. Selain itu celana dan combat shirt ini didesain sangat egronomi.
Seperti apa kelebihannya? Mari kita simak.
UF Pro Striker HT Combat Pants dirancang menggunakan bahan dasar 67% polyester dan 33% cotton ripstop fabric. Bahan tersebut membuat Striker HT Combat Pants sangat nyaman ketika digunakan.
Apalagi UF Pro menggunakan motif multicam black, yang dikenal sebagai motif pasukan tier 1 Amerika Serikat. Uniknya lagi, tidak seluruh material terbuat dari bahan yang sama, karena sejumlah detail pada celana dan combat shirt dibuat dengan bahan yang berbeda. Alasannya sederhana, durabilitas atau daya tahan. Pada area yang terkena stres tinggi, dibutuhkan bahan yang lebih tahan abrasi.
Salah satu bahan yang digunakan adalah cordura, yang mampu tahan terhadap abrasi tingkat tinggi. Striker HT Combat didesain sangat modular, sehingga dapat digunakan di wilayah antartika dengan menambahkan windstopper lining.
Beragam fitur menarik “ditanam” UF Pro, seperti adjustable lower leg. Fitur ini sangat berguna bagi pasukan khusus yang melaksanakan operasi infiltrasi lewat udara. Mengapa? Karena celana akan mengikat kuat pada sepatu berkat teknologi vertical zipper.
Belt loops juga membantu pasukan khusus yang menempatkan berbagai macam combat sling pada bagian pinggang. Apalagi UF Pro mendesain belt loops berukuran cukup besar sehingga memudahkan pengguna memasukan tactical belt. Magazine pocket juga memanjakan pengguna yang ingin menyimpan spare mag yang berlebih.
Seorang pasukan khusus tentu tidak bisa memilih misi yang ia jalankan. Salah satunya adalah misi recon atau pengintaian. Tengkurap atau berlutut di waktu yang lama tentu membuat sendi cepat lelah, oleh karena itu UF Pro merancang teknologi tiga lapisan knee protection system. Teknologi ini memudahkan pengguna saat harus berhadapan dengan permukaan yang kasar. Juga pengguna tidak perlu repot-repot memasang knee pad pada bagian lutut. Bahkan, teknologi yang dikembangkan UF Pro ini mampu menahan hentakan yang sangat keras.
Salah satu daya tarik utama dari UF Pro Multicam Black Series adalah air circulation system. Teknologi ini membuat celana bisa ‘bernapas’. Apalagi bila digunakan pada cuaca panas dan dalam durasi panjang. Terdapat ventilasi yang ditutup zipper pada bagian pangkal paha, sehingga memudahkan akses pengguna saat membutuhkan udara berlebih.
UF Pro merancang secara cermat setiap bagian celana tersebut. Sehingga, tidak salah jika UF Pro Multicam Black Series menjadi incaran para pasukan khusus dunia.
Angkasa Review beruntung dapat melihat dan merasakan secara langsung pakaian tempur yang revolusioner ini di stan Indo Tactical Gear pada pameran Indo Defence 2018 di Kemayoran, Jakarta Pusat, 9 November lalu.
(RND)
Disclaimer: Banyak blog atau grup-grup di Facebook melakukan Copy-Paste tulisan dari Angkasa Review tanpa menyebutkan sumber tulisan atau menyertakan link-nya. Seolah-olah membuat tulisan sendiri dan hanya mengganti fotonya saja. Demi menghormati karya orang lain, mari kita budayakan untuk menyertakan sumber dari mana tulisan disadur atau dikutip. Terima kasih