ANGKASAREVIEW.COM – Sebagai pemanasan, beberapa alutsista telah diperkenalkan menjelang hari H pameran kedirgantaraan Airshow China (Zhuhai Airshow) yang akan berlangsung pada 6-11 November di Provinsi Guangdong, China Selatan. Salah satunya adalah pesawat intai tak berawak (drone) CH-10 Tilt Rotor.
Sobat AR, Chinese Academy of Aerospace and Aerodynamics (CAAA) lembaga di bawah naungan China Aerospace Science and Technology Corp (CASC) pada Rabu (31/10) mengungkapkan keluarga drone terbarunya CH-10.
Drone ini merupkanan persilangan antara helikopter dan pesawat sayap tetap dengan memanfaatkan teknologi rotor putar (tilt rotor). Sayangnya CASC belum merilis spesifikasi resminya.
Seperti helikopter, CH-10 bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal dan terbang diam (hovering) di udara. Sementara sebagai pesawat sayap tetap, CH-10 dapat melaju melebihi rata-rata kecepatan helikopter dan menempuh jarak yang lebih jauh.
Pergeseran mode penerbangan dilakukan melalui tilting rotor seperti pesawat V-22 Osprey buatan Amerika Serikat.
Dalam perannya, CH-10 tak hanya melakukan tugas pengintaian saja, namun akan dipersenjatai untuk dapat melakukan tugas sebagai pesawat serang ringan.
Misi utama CH-10 adalah untuk menemani kapal perusak dan fregat AL (PLA Navy) maupun pasukan darat guna melakukan misi intelijen, pengintaian, deteksi, relai komunikasi, pencarian, dan identifikasi target.
Sobat AR, pemanfaatan teknologi tilt rotor pada pesawat drone bukanlah hal baru. Pabrik Bell Helicopters merupakan yang pertama dengan mengembangkan UAV Eagle Eye pada 1990-an meski akhirnya tak pernah diproduksi.
Pada 25 September lalu, Bell kembali memperkenalkan drone intai serang V-247 Vigiliant yang memanfaatkan tenologi heli hibrida V-280 Valor.
Bagi CASC, CH-10 akan melengkapi keluarga drone intai sayap tetap buatannya yang lain. Mulai dari CH-1 dan CH-2 lalu versi intai bersenjata CH-3, CH-4, dan yang terbesar CH-5.
Drone intai serang seri Rainbow buatan CASC cukup populer dan laku di pasaran. Di antaranya telah teruji dalam perang. Seperti CH-3 yang digunakan militer Pakistan dan CH-4 milik Angkatan Udara Irak.
Rangga Baswara Sawiyya