Pernah Dikalahkan Jerman, Para Sniper Inggris Kini Jadi Salah Satu yang Terbaik di Dunia

SniperBritish Army

ANGKASAREVIEW.COM – Pasukan tempur Inggris pernah dibuat kocar-kacir oleh para penembak jitu (sniper) Jerman semasa Perang Dunia (PD) I.  Selain sering menjadi korban tembakan dengan luka di kepala, para sniper Inggris juga sulit membalas karena senjatanya kalah akurat.

Berdasar pelajaran berharga itu, militer Inggris selanjutnya menyiapkan para sniper mereka melalui sekolah khsusus (sniper school). Program untuk mendidik sniper yang mumpuni pun segera digelar oleh militer Inggris.

Beberapa dekade kemudian, hasil pendidikan itu mulai menunjukkan keunggulannya ketika sniper Inggris ditugaskan ke sejumlah perang. Mulai dari PD II, Perang Malvinas, hingga misi di perang modern seperti Perang Irak dan Perang Afganistan.

Sniper Inggris khususnya dari marinir bahkan menjadi personel yang paling elite karena untuk menjadi sniper di Royal Marine harus menjalani seleksi yang sangat ketat dan berat. Pusat penggemblengan calon sniper militer Inggris baik dari satuan marinir maupun pasukan darat berada di Sennybridge, Wales, Inggris.

Kualifikasi tinggi

SniperRoyal Marines

Syarat untuk menjadi sniper Marinir Inggris yang tidak bisa ditawar, adalah calon sniper harus merupakan anggota marinir yang berkualifikasi tinggi, telah menjalani pelatihan dasar militer selama delapan bulan, dan pernah bertugas selama lima tahun sebagai penembak jitu di masing-masing unitnya.

Jika calon siswa sniper Marinir Inggris bisa memenuhi semua kualifikasi itu mereka akan menjalani pelatihan selama enam minggu.

Materi pelatihan yang diberikan sebenarnya tidak berbeda jauh dibandingkan sekolah-sekolah sniper elite lainnya, seperti penguasaan senjata, teknik menembak, pengendapan, dan lainnya.

Yang pasti seorang sniper lulusan Scout Sniper School Royal Marine akan menguasi tujuh poin kemampuan dasar sniper. Mulai dari pengetahuan dan penguasaan navigasi, membangun tempat persembunyian, melakukan tugas observasi, pengendapan, mengukur jarak dan akurasi tembakan, membaca, serta mengukur kecepatan angin.

Kemampuan pengetahuan navigasi sniper mencakup keterampilan membuat peta berdasar hasil foto udara yang dijatuhkan pesawat pengintai. Berdasar peta itu sniper bisa menemukan rute untuk mencapai sasaran sekaligus untuk melarikan diri.

Untuk keterampilan membuat tempat perlindungan, sniper Marinir Inggris memiliki syarat khusus. Yakni, lokasi persembunyiannya tidak bisa terdeteksi dari jarak 150-30 meter.

Sementara untuk kemampuan observasi, berupa keterampilan mengidentifikasi 10 sasaran militer dalam waktu singkat. Identifikasi 10 sasaran ini harus mampu dilaksanakan pada satu frame teleskop disusul membuat sketsa dengan jarak dan posisi akurat.

Untuk teknik pengendapan, merupakan kemampuan khusus yang diperoleh dengan cara yang sangat berat karena siswa sniper harus mampu merayap sejauh 2 km hingga mendekati target pada jarak 150-300 meter.

Pada jarak tembak 150-300 itu, siswa sniper masih menjalani ujian lagi. Yaitu meletuskan peluru kosong di lokasi tersembunyi. Namun, syaratanya adalah asal suara letusan dan posisi sniper tidak bisa dideteksi oleh pelatihnya.

Latihan Scout Sniper Royal Marine diakhiri dengan materi menembak tepat sasaran selama sehari penuh. Kemudian disusul dengan menembak tepat dari berbagai posisi yang berlangsung pada siang dan malam hari.

Lulusan Scout Sniper Royal Marine umumnya langsung ditempatkan di setiap satuan peleton untuk menjalani semacam try out tugas tempur selama enam bulan. Setelah itu dilanjutkan dengan misi tempur yang sesungguhnya.

Roboh dan tewas

SniperRoyal Marines

Sejumlah keberhasilan tugas tempur para sniper Marinir Inggris yang spektakuler, adalah ketika mereka dikirim ke Afganistan untuk melumpuhkan sasaran terpilih (high value).

Salah satu sniper Marinir Inggris, Kopral Christopher Reynold, berhasil menembak mati pemimpin pejuang Taliban dari jarak 1.853 meter (2.026 yard) setelah melakukan pengendapan (stalking) selama tiga hari penuh.

Ketika Kopral Reynold bersama timnya sedang melaksanakan pengendapan, mereka sebenarnya berada di kawasan yang sedang berkecamuk pertempuran sengit.

Akan tetapi, kendati mereka sedang berada di medan tempur dan memiliki kesempatan untuk menembak sasaran potensial, tim sniper Reynold tetap diam.

Kopral Reynold dan timnya memang mendapat tugas spesifik, yakni melumpuhkan komandan Taliban yang selama ini menjadi pimpinan paling disegani.

Ciri-ciri spesifik sasaran telah dikantongi Reynold. Ia hanya tinggal menunggu waktu terbaik untuk melumpuhkan sasarannya. Pada hati ketiga, sasaran ternyata muncul dan posisinya berada di samping pintu rumah serta dikelilingi oleh para pengikutnya.

Kopral Reynold dan spotter-nya segera mengatur akurasi jarak tembak, kecepatan angin, dan akurasi bidikan. Ketika Reynold menarik picu senapannya, ternyata arah peluru melenceng dan mengenai bangunan sekitarnya.

Komandan Taliban yang menjadi sasaran nyatanya tidak menyadari dirinya sedang dibidik dan malah terus bercakap-cakap.

Pada bidikan kedua, Reynold tidak mengarahkan moncong senapan ke pimpinan Taliban. Berdasarkan penghitungan jarak tembak dan arah angin, Reynold justru mengarahkan senapannya ke bingkai pintu.

Tembakan kedua ini ternyata tepat menghantam dada si pemimpin Taliban yang kemudian roboh dan tewas. Para pengikut pimpinan Taliban yang terkejut karena sama sekali tak menduga ada serangan sniper, secepatnya memilih melarikan diri.

Eliminasi 32 pejuang

SniperDinocro

Selama bertugas di Afganistan, Reynold yang mengoperasikan senapan L115A3 setidaknya telah berhasil mengeleminasi 32 pejuang Taliban.

Misi sniper Inggris lainnya yang tergolong paling spektakuler adalah yang dilaksanakan oleh Kopral Craig Horrison yang bertugas mengawal pasukan komando.

Pada medan yang cukup terbuka pasukan komando Inggris terpaksa hanya bisa bertahan ketika dihujani tembakan senapan mesin pejuang Taliban yang berada di posisi ketinggian.

Kopral Harrison yang berhasil mengendap ke lokasi serangan lalu mengarahkan teleskopnya ke arah datangnya tembakan senapan mesin yang berjarak sekitar 2.475  meter. Jarak tembak sejauh itu sebenarnya sulit dicapai oleh senapan sniper L115A3  yang secara teknis hanya efektif dapat melumpuhkan sasaran pada jarak 1.500 meter saja.

Tapi tak ada pilihan lain bagi Harrison, kecuali segera mengeluarkan semua kemampuan menembak yang dimiliki ke sasarannya. Karena sasarannya adalah senapan mesin dan operatornya, Harrison harus melakukan tembakan cepat saat operator mengisi ulang peluru.

Setelah mendapatkan bidikan dan penghitungan arah angin yang akurat, tepat sewaktu operator mengisi peluru, Harrison pun menembakkan senapannya tiga kali berturut-turut.

Hasilnya, ternyata di luar dugaan karena operator senapan mesin dan senjatanya berhasil dilumpuhkan sekaligus. Tembakan Harrison ini juga sekaligus menjadi tembakan terjauh bagi para sniper militer Inggris yang bertugas di Afganistan.

Namun, karena mendapat cedera serius akibat sergapan musuh tidak lama setelah mencetak rekor tembakan sniper terjauh, Harrison ditarik dari tugasnya.

A Winardi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *