ANGKASAREVIEW.COM – Hingga saat ini militer Arab Saudi terus melaksanakan gempuran udara untuk menghantam posisi pemberontak Houthi dukungan Iran yang masih bercokol di Yaman. Untuk menghancurkan pasukan pemberontak itu, militer Arab Saudi sering kewalahan karena di luar dugaan mereka memiliki senjata canggih seperti rudal dan senjata antiserangan udara.
Rudal-rudal pasokan dari Iran itu kerap digunakan oleh pemberontak Houthi untuk menyerang sejumlah sasaran di Arab Saudi, namun masih bisa ditangkis menggunakan sistem pertahanan udara Patriot II yang dimiliki oleh Arab Saudi. Walau begitu, sejumlah pesawat tempur Arab Saudi telah rontok akibat hantaman rudal-rudal antiserangan udara yang diluncurkan pemberontak Houthi.
Misalnya pada Januari 2018, satu jet tempur F-15 Arab Saudi jatuh akibat sengatan rudal milik Houthi di kawasan Yaman. Meski Arab Saudi menyangkal dan menyatakan bahwa F-15-nya bukan jatuh akibat gempuran rudal Houthi, pasukan pemberontak Houthi memiliki rekaman video yang menunjukkan jet tempur mesin ganda itu rontok akibat tembakan rudal mereka.
Dari sisi kepemilikan persenjataan, secara mengejutkan pasukan pemberontak Houthi bisa memiliki persenjataan canggih. Dan hal itu, mereka peroleh melalui berbagai cara.
Belakangan pemberontak Houthi diketahui memiliki senjata maut berupa Kanon Vulcan 20 mm. Senjata ini diduga merupakan copotan dari persenjataan jet tempur F-4E Phantom dan F-14A Tomcat yang dimiliki oleh Iran.
Kanon Vulcan 20 mm yang juga digunakan untuk mempersenjatai F-16, dicopot bersama bloknya dan kemudian dipasang di atas mobil Toyota Hilux maupun truk militer di era komunis Uni Soviet.
Sebagai senjata penghancur, Vulcan 20 mm bisa menyemburkan 1.000 hingga 6.000 peluru per menit.
Maka bisa dibayangkan jika satu truk militer penuh tentara Arab Saudi sampai bisa disergap Toyota Hilux bersenjatakan Vulcan 20 mm, satu truk pasukan itu bisa habis dalam hitungan menit.
Menyadari bahwa musuh ternyata memiliki beragam senjata mematikan, militer Arab Saudi pun lebih suka menggempur Yaman menggunakan jet-jet tempur. Namun, serangan udara yang kadang terkesan membabi-buta itu berisiko menghantam warga sipil.
A Winardi
Konten jujurnya adalah karena tentaranya kurang bernyali menghadapi pasukan houthi face-to-face. Modal banyak senjata canggih + banyak duit koq masih kedodoran lawan negara yg ekonominya udah ancur dgn peralatan seadanya.