ANGKASAREVIEW.COM – Menangani atau memperbaiki kendaraan tempur yang rusak di medan perang pastilah pekerjaan yang sangat berisiko tinggi. Nyawa para mekanik bisa menjadi taruhannya. Upaya paling cepat yang bisa dilakukan adalah mendereknya pulang ke markas meski ini juga tak mudah dan tetap berbahaya.
Sobat AR, untuk menderek ranpur yang mogok atau rusak terkena ranjau diperlukan kendaraan khusus. Kendaraan ini biasanya dikembangkan dari jenis panser atau ranpur beroda rantai yang dijadikan wahana pemulihan (recovery).
Namun, bila ranpur yang rusak berbobot sangat berat seperti tank tempur utama (MBT) atau kendaraan pengusung howitzer misalnya, maka diperlukan kendaraan jenis crane khusus.
Nah, salah satu negara yang militernya memiliki jenis crane khusus lengkap dengan kabin lapis bajanya adalah Jerman. Mulai tahun 2018 Bundeswehr akan mendapatkan sebanyak 33 unit crane jenis G-BKF dan 38 unit versi terbaru G-LTM. Keduanya dibuat oleh Liebherr-Werk Ehingen GmbH, perusahaan pembuat crane terkemuka di dunia asal Bavaria.
Untuk pembuatan kabin lapis bajanya, Liebherr berkolaborasi dengan perusahaan penghasil alutsista berpengalaman Rheinmetall Defence.
Kabin ruang pengemudi maupun kabin operator di bagian belakang tak hanya sanggup menahan laju peluru senapan serbu saja. Kendaraan penderek yang dilengkapi sistem ventilasi Nubika ini juga dirancang tahan terhadap ledakan ranjau darat serta bahan peledak improvisasi.
Liebherr menampilkan crane G-BKF pertama kali kepada publik saat pameran Eurosatory 2016 di Paris, Perancis. Tahun ini, di acara dan tempat yang sama, Liebherr memperkenalkan versi G-LTM. Kedua crane dilengkapi lengan teleskopik untuk mengangkat beban dan winch di belakang untuk menderek kendaraan rusak.
Crane G-BKF memiliki lengan teleskopik yang bisa dibentangkan hingga 20,9 m dan mampu menangani beban seberat 22,8 ton. Sedangkan versi G-LTM memiliki lengan yang lebih panjang, yakni bisa menjulur hingga 35,7 m dan mampu mengangkat beban hingga 36,6 ton.
Kedua crane berpenampilan serupa ini dilengkapi penggerak 8×8, ditenagai mesin diesel Liebherr D946TI berdaya 449 hp yang dilengkapi dengan 12 gigi maju dan 2 mundur. Crane raksasa ini bisa dipacu maksimum hingga 85 km/jam dalam keadaan kosong (tak menarik beban) dan bisa bergerak pada kemiringan 60 derajat.
Sobat Angkasa Review, total pembelian 71 crane lapis baja oleh AD Jerman menghabiskan dana dalam kisaran 200 juta dolar AS. Penyerahan kendaraan harus tuntas pada 2021 mendatang. Bagi Liebherr sendiri pesanan 71 unit ini menjadi koleksi tambahan dari 800 crane versi militer yang pernah diproduksinya sejak tahun 1977.
Rangga Baswara Sawiyya