Porcupine, Monster Landak Bersenjata Howitzer 155 mm

PorcupineIveco-Oto Melara

ANGKASAREVIEW.COM – Untuk menambah kekuatan penggebuk artileri medan Angkatan Darat Italia, di tahun 2011 Departemen Pertahanan Italia melakukan kontrak dengan CIO, usaha patungan Iveco dan Oto Melara. Kesepakatan kontrak menyangkut pengembangan sistem self-propelled howitzer (SPH) berbasis panser 8×8 Centauro.

Sebelumnya AD Italia telah diperkuat sistem PzH-2000 roda rantai (track) buatanKMW, Jerman.

Sobat AR, Iveco bertanggung jawab membuat hull kendaraan yang telah dimodifikasi secara besar untuk menempatakan sistem artileri berdasar howitzer tarik FH70 155/39LW yang menjadi bagian Oto Melara. Proyek SPH ini kemudian mendapatkan nama baru sebagai Centauro 155/39LW dengan julukan Porcupine (Landak).

Opersional sistem howitzer swagerak Porcupine hanya mengandalkan dua awak saja, yakni pengemudi dan komandan merangkap juru tembak. Sistem pengisian munisi sepenuhnya otomatis. Tersedia sebanyak 15 proyektil siap tembak tersimpan dalam rak munisi pada kubah (turet) dengan tingkat tembakan hingga delapan putaran per menit.

Terbatasnya jumlah munisi yang dibawa menjadikan Porcupine sangat bergantung pada kendaraan pembawa munisi cadangan bila ingin melanjutkan gempuran terhadap lawan. Diperlukan waktu 10 menit untuk mengisi ulang munisi yang dilakukan secara manual ke dalam rak peluru.

Howitzer Porcupine dapat melemparkan semua jenis proyektil kaliber 155 mm standar NATO dengan kisaran jangkauan tembak 30 km. Bila menggunakan proyektil berpemandu Volcano hasil pengembangan Oto Melara, jangkauan tembaknya bisa mencapai dua kali lipat munisi standar yakni hingga 60 km.

Dibutuhkan waktu sekira tiga menit dari posisi jalan hingga berhenti untuk melakukan tembakan pertama dan dibutuhkan satu menit untuk meninggalkan posisi tembak. Karena daya tolak kaliber 155 mm sangat besar, laras howitzer tak dapat berputar 360 derajat. Melainkan hanya dapat bergeser 15 derajat ke kiri/kanan. Sudut depresi laras mulai dari -5 hingga medongak 75 derajat.

PorcupineIstimewa

Layaknya sistem SPH lainnya yang bertempur dari garis belakang, kulit lapis baja Sang Landak hanya sebatas untuk menghadapi peluru senapan serbu hingga kaliber 7,62 mm. Porcupine juga mampu mengatasi ranjau darat ringan dan kabin awaknya terlindung dari radiasi dan kontaminasi senjata Nubika. Sebagai senjata bela diri tersedia RCWS bersenjatakan senapan mesin kaliber 12,7 mm.

Monster Landak raksasa ini memiliki bobot 25 ton dan berdimensi panjang 7,4 m, lebar 3,1 serta tinggi 3 m. Untuk menggerakkannya digunakan mesin diesel MTCA buatan Iceco berdaya 520 hp yang disandingkan dengan transmisi otomatik lima gigi maju dan dua gigi mundur. Di jalan datar kendaraan ini bisa digeber hingga 100 km/jam dengan jangkaun operasi sejauh 800 km.

Sobat AR, purwarupa Centauro 155/39LW pertama kali muncul di hadapan publik dalam negeri Italia ketika disertakan dalam sebuah parade militer pada Juni 2011. Sementara debut internasional pertama sekaligus peluncuran resminya baru dilaksanakan pada pameran senjata internasional Eurosatory 2012 di Paris, Perancis.

Meski digadang-gadang memiliki prospek dan kemampuan yang menjanjikan, Centauro 155/39LW tak serta merta diakuisisi oleh AD Italia. Kini status sang Moster Landak masih sebatas prototipe. Artinya belum bisa membuktikan kehebatannya seperti sang kakak panser kanon Centauro 105 yang telah teruji dalam palagan sesungguhnya.

Rangga Baswara Sawiyya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *