ANGKASAREVIEW.COM – Setelah sukses menjalani terbang perdana dari landas pacu darat Bandara Zhuhai pada 24 Desember 2017, kini pesawat amfibi AG600 tengah mempersiapkan penerbangan pertamanya dari atas permukaan air. Kegiatan hi-speed taxi telah sukses dilakukan pada 1 Oktober 2018 dari Waduk Zhanghe tempat uji khusus yang menyatu dengan Bandara Jingmen Weihe, China Tengah.
Pesawat yang dinamai Kunlong (Naga Air) ini melakukan simulasi untuk tinggal landas dari atas air dengan kecepatan mencapai 145 km/jam dalam kondisi stabil. AG 600 adalah pesawat amfibi terbesar di dunia saat ini, memiliki dimensi setara dengan Boeing 737. Sebagai tenaga penggerak menggunakan empat mesin turboprop Dongan WJ-6 berbilah enam kitiran.
AG600 memiliki dimensi panjang 36, 9 m, tinggi 12,1 m, rentang sayap 38,8 m. Kabinnya dapat menampung 50 penumpang. Jangkauan operasinya mencapai 4.500 km atau endurance selama 12 jam. Kecepatan terbang maksimumnya mencapai 560 km/jam dan ketinggian terbang maksimum pada 6.000 m.
Untuk terbang dari permukaan air, AG 600 memerlukan alur sepanjang 1.500 m dengan kedalaman minimal 2,5 m. Digadang AG600 dapat mengudara dan mendarat dari permukaan air laut dengan gelombang ombak maksimum hingga dua meter atau sea state 3.
Beragam tugas dapat dilakukan oleh AG600. Mulai dari misi pencarian & penyelamatan (SAR), intai maritim dan pemantauan kelautan, wahana transportasi, hingga pemadaman kebakaran hutan dengan kemampuan menyerok air 12 ton dalam waktu 20 detik.
Militer China memang sangat membutuhkan pesawat amfibi serbaguna jarak jauh. Pesawat ini berguna sebagai wahana transportasi pasukan dan logistik pasukan China yang bertugas di pangkalan militer di gugusan pulau karang di kawasan sengketa Laut China Selatan. Kepulauan Spratly yang kaya migas ini diperebutkan oleh banyak negara yakni China, Vietnam, Filipina, dan Malaysia.
Sebagai produsen, China Aviation Industry General Aircraft Co. Ltd (CAIGA) telah mengantongi 17 unit pesanan dari PLAN Navy dan CCG (China Coast Guard). Negara asing yang telah menyatakan minatnya tercatat Selandia Baru dan Malaysia. Namun, pesawat ini baru akan tersedia pada 2022 dengan target mendapat sertifikasi setahun sebelumnya.
Sobat AR, di dunia saat ini tersedia empat pesawat amfibi dan Sang Naga Air adalah yang terberat dengan MTOW mencapai 53,5 ton. Para pesaingnya adalah ShinMaywa US-2 dari Jepang yang memiliki MTOW 47,7 ton, jet amfibi dari Rusia Beriev Be-200 dengan MTOW 41 ton, dan yang paling ringan adalah Bombardier CL-415 dari Kanada dengan MTOW hanya 19,8 ton.
Rangga Baswara Sawiyya