ANGKASAREVIEW.COM – Menggandeng Debindo, CSE Aviation dan Asosiasi Pilot Helikopter Indonesia (APHI) menggelar Rotary Wing Indonesia Converence 2018 selama dua hari (26-27 September) di Jakarta. Perhelatan ini merupakan gebrakan yang memelopori agar utilitas chopper (helikopter) di Indonesia dapat dimaksimalkan.
“Yang harus diketahui, helikopter itu dibuat untuk tujuan multi-mission, multi-purpose, multi-function. Dia (helikopter) bisa apa saja, mau apa saja dia jadi. Sekarang di Indonesia itu sepertinya belum dimaksimalkan,” ujar Ketua Umum APHI yang juga Chief Executive Committee acara tersebut, Capt. Imanuddin Yunus kepada Angkasa Review sesaat sebelum konverensi dimulai, Senin (26/9/2018).
Ia menyebutkan, dengan teritorial sangat luas, Indonesia yang 2/3 wilayahnya perairan dan diperkaya belasan ribu pulau ini tidak cukup dengan hanya dihuni 200an unit heli saja. Dengan diselenggarakannya event bertajuk ‘Re-arrange Rotary Wing Business Intention’ ini, ia berharap pihak-pihak berkepentingan bisa memaksimalkan potensi helikopter di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) periode 2002-2005 yang juga seorang pakar dan pengamat penerbangan Marsekal (Purn) Chappy Hakim mengatakan, sekarang rotary wing di Indonesia memiliki banyak hal yang perlu disempurnakan.
Dipaparkannya, aspek-aspek yang perlu disempurnakan misalnya pendidikan penerbang heli, regulasi tentang penerbangan heli, penggunaan atau operator helikopter. Secara spesifik ia menyebutkan seperti operator yang beroperasi di tempat tambang-tambang yang kecil, sempit, jauh dan yang membutuhkan logistik cepat. Semua hal tersebut menurutnya menjadi tantangan-tantangan dalam memaksimalkan peran heli di negara ini.
“Saya memelopori ini (Rotary Wing Conference), mengangkat wacana ini, supaya kita enggak ketinggalan. Jadi supaya enggak ketinggalan kita harus jalan duluan kalau perlu,” tegasnya yang juga sebagai Chief Steering Committee acara tersebut.
Menurutnya, kalau stakeholder Tanah Air tidak mengantisipasi dari sekarang, nanti yang akan datang adalah orang lain dari luar negeri yang mempelopori pemaksimalan utilitas heli di Indonesia.
“Itu yang menjadi ide bahwa kita harus menyongsong kemajuan teknologi dan pesatnya kemajuan bisnis pembangunan penerbangan, terutama di rotary wing. Supaya kita tidak left behind, Jadi prinsipnya itu,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam pidatonya sebelum membuka jalannya konverensi itu, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengapresiasi penyelenggaraan acara tersebut.
“Ini suatu inisiatif yang baik dari komunitas helikopter untuk membuat suatu seminar, untuk sharing idea, karena memang kebutuhan tentang jasa helikopter ini makin hari makin dibutuhkan. Sudah terbukti bahwa helikopter ini memberikan suatu kontribusi yang baik, baik di perkotaan maupun sampai ke desa-desa,” kata Budi kepada awak media usai membuka konverensi.
Oleh karenanya, lanjut Budi, kita harus membahas tentang bagaimana beroperasinya helikopter ini dengan baik, karena kita ingin memastikan konektivitas sampai ke ujung-ujung di daerah-daerah.
Baca Juga:
Chappy Hakim di Upacara Yudisium STPI Curug: Air and Space is Our Future
MoU Diperpanjang, Garuda Manjakan Konsumennya dengan HELICITY ke Berbagai Destinasi
“Tetapi kita tidak lupa, kita harus mengutamakan safety. ICAO memberikan mandat kepada Kementerian Perhubungan untuk membuat suatu regulasi yang bersandar dengan aturan-aturan ICAO. Hanya saja kita butuh waktu tertentu yang kita akan lakukan (membuat regulasi),” tandasnya.
Sebagai bentuk gebrakan yang lebih greget, awal triwulan kedua tahun depan akan digelar Rotari Wing Indonesia Airshow & Summit 2019. Rencananya perhelatan airshow khusus helikopter ini akan berlangsung selama tiga hari (4-6 April 2019) di JIExpo Kemayoran Hall D2, Jakarta Fair Ground.
(ERY)