ANGKASAREVIEW.COM – Dalam acara Defence Vehicle Dynamics (DVD) 2018 yang berlangsung pada 19-20 September di Millbrook, Inggris pabrikan SC Group (sebelumnya: Supacat Limited) menampilkan LRV 400 Mk 2 (Light Reconnaissance Vehicle). Ini adalah kendaraan taktis ringan yang dipersembahkan untuk pasukan khusus sebagai wahana pengintaian garis depan, patroli perbatasan, atau sebagai kendaraan serbu cepat (FAV).
Sobat AR, LRV 400 Mk 2 sebelumnya telah ditampilkan pertama dalam pameran di DSEi 2015 di London. Kendaraan ini dibangun sebagai versi penyempurnaan dari versi konsep LRV 400 generasi pertama (Mk 1) yang diperkenalkan pada tahun 2012. Perbedaan utama adalah platform dasar kendaraan, LRV 400 Mk 2 dibangun menggunakan basis Land Rover Discovery sedang LRV 400 Mk 1 berdasarkan mobil reli Supacat Wildcat.
Pilihan penggunaan platform Land Rover Discovery tak lain karena kendaraan penumpang jenis SUV (sport utility vehicle) ini terbukti memiliki kinerja yang tangguh untuk pemakaian di segala medan. Selain itu pengembangan berbasis kendaraan sipil memudahkan dalam mendapatkan suku cadang yang tersedia luas di pasar global dan pastinya akan memudahkan proses perawatannya.
SC Group merancang LRV 400 untuk mengisi pasar kendaraan intai taktis ringan di bawah seri HMT 400 Jackal 4X4 dan HMT 600 Coyote 6X6 yang juga produk buatannya telah battle proven di palagan Afghanistan. Dan dari awal LRV 400 telah didesain untuk dapat dinaikkan dalam perut helikopter angkut Boeing CH-47 yang juga digunakan militer Inggris.
Untuk menekan bobotnya, LRV-400 mengadopsi rangka pipa tubular tanpa kulit cangkang yang penuh alias semi telanjang dengan bobot kosong hanya 4.200 kg. LRV 400 dapat membawa tiga orang awak plus muatan operasional hingga 1.700 kg terdiri dari ransum, jerigen air dan bahan bakar minyak, munisi cadangan, serta kelengkapan lain termasuk dua ban serep.
Sobat Angkasa Review, sebagai tenangga penggerak LRV 400 dibekali mesin diesel V6 kapasitas 3.000 cc yang dapat mengembangkan daya hingga 256 hp dipasangkan dengan transmisi otomatis delapan percepatan. Kecepatan tertingginya mencapai 160 km/jam dengan jangkaun operasi hingga 800 km.
Sebagai perlengkapan opsional, SC Group menawarkan pemasangan hook pengait untuk digantung di bawah perut helikopter, winch pemulihan diri, lampu IR, pelat pelindung balistik (add-on), ban run-flat yang bisa tetap digunakan meskipun tertembus peluru, lalu dudukan buat senjata dan pemasangan peluncur granat asap.
Dalam perannya sebagai kendaraan intai, patroli, dan serbu, LRV 400 dibekali persenjataan untuk bela diri dan bertempur berupa senapan mesin kaliber 12,7 mm. Senjata ini dipasang di rangka pipa atas dan dioperasikan oleh awak yang duduk dibelakang. Sebuah lagi dipasang di ujung kap mesin tepat di depan penumpang sebelah kiri untuk senapan mesin kaliber 7,62 mm (sebagai catatan Inggris: kemudi kanan).
Menariknya, platform LRV 400 dapat diubah dari tipe 4X4 menjadi berpenggerak 6X6 yang dinamai LRV 600. SC Group menyediakan kit konversi untuk pemasangan axle modular ketiga. Dengan perubahan ini kapasitas muatan jauh bertambah dari semula 1.700 kg menjadi 2.350 kg. Namun demikian hal ini diikuti dengan penambahan berat kosong kendaraan dari 4.200 kg menjadi 4.500 kg.
Sobat AR, di kelasnya sebagai kendaraan intai ringan yang bisa masuk dalam perut helikopter angkut sekelas CH-47, LRV 400 memiliki lawan setimpal yakni Flyer–72 ALSV buatan General Dynamics, Amerika Serikat. Sebagai tambahan informasi, saat ini LRV 400 baru digunakan militer Belanda yang mengakuisisnya pada November 2017 dalam program DVOW (Wheeled Vehicle Replacement Programme).
Rangga Baswara Sawiyya