Dolar Naik, Penjualan Barang Taktis (Peralatan Militer) Anjlok?

LALO

ANGKASAREVIEW.COM – Awal September 2018 memberi kejutan pada perekonomian Indonesia. Pasalnya mata uang rupiah anjlok hingga mendekati angka Rp15 ribu per satu dolar AS. Dikutip dari halaman detikcom “Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, karena imbas krisis mata uang Turki dan Argentina. Selain itu diperparah dengan rencana kenaikan Fed rate pada akhir September.”

Gejolak ekonomi ini berpengaruh pada kenaikan harga barang taktis atau peralatan militer yang hampir  sebagian besar merupakan barang impor. Hal ini menuntut para penjual peralatan taktis untuk menyesuaikan dengan kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Vivi Wayhuni, salah seorang penyedia peralatan taktis bagi Polisi dan TNI yang memiliki outlet di Kelapa Gading, Jakarta Utara mengungkapkan, dolar AS yang melejit membuatnya harus pintar-pintar atur strategi penjualan.

Telebih, lanjutnya, karena di awal tahun kemarin pihaknya sudah menaikan harga. “Ditambah nilai rupiah yang kemarin nyaris bertengger di angka 15 ribu rupiah, cukup menyulitkan kami untuk menentukan harga jual,” ujarnya kepada Angkasa Review, Rabu.

Kondisi ini menurut Vivi memang tidak membuat penjualan langsung menurun drastis. Ia mengaku, permintaan akan peralatan taktis bagi kepolisian tetap ada dan cenderung stabil.

Baca: Fakta Unik Sepatu Navy SEAL, LALO Shadow Amphibian

Vivi pun menambahkan jika pihaknya menyiapkan beberapa langkah antisipasi untuk menghadapi kenaikan harga akibat naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Program sale atau potongan harga menjadi salah satu cara kami untuk menyiasati kondisi ini,” ungkap Vivi di gerainya.

Untuk diketahui, pemerintah telah melakukan berbagai cara guna meredam pelemahan nilai tukar rupiah dengan cara menaikan tariff PPh Impor dan mengiring devisa ekspor.

Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mengimbau eksportir mengonversi Devisa Hasil Ekspor (DHE) ke dalam rupiah untuk meredam kelangkaan dolar AS.

(RND)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *