ANGKASAREVIEW.COM – Pesawat pencegat supersonik MiG-31 Foxhound milik Angkatan Udara Rusia jatuh di Desa Molochnaya Ferma, Kulebaki, Wilayah Nizgny Novgorod, Rabu (19/9/2018). Kementerian Darurat Rusia memastikan, kedua pilot pesawat selamat setelah keluar dari kokpit menggunakan kursi lontar.
“Tidak ada kerusakan di darat tempat peristiwa terjadi, karena pesawat jatuh di area perhutanan. Petugas kami sedang bekerja di tempat kejadian,” terang Kementerian Darurat menyusul jatuhnya pesawat sebagaimana dikutip TASS.
MiG-31 dibangun semasa kejayaan Uni Soviet. Pesawat rancangan tim Biro Desain Mikoyan yang terbang perdana pada 16 September 1975 ini dibuat untuk menggantikan peran MiG-35 Foxbat. Pesawat ini menjadi salah satu penempur dan pencegat tercepat di jagat raya.
Ketika kejayaan Uni Soviet berakhir, MiG-31 masuk dalam inventori Angkatan Udara Rusia dan Angkatan Udara Kazakhstan. MiG-31 dibuat kurang lebih 500 unit pada kurun 1975-1994.
Setelah beberapa dekade digunakan, sejumlah MiG-31 menjalani peningkatan. Di antaranya adalah MiG-31BM yang dibangun tahun 2008 sebagai hasil modernisasi dari MiG-31B. Pesawat ini memiliki tingkat efisiensi 2,6 kali dibanding pendahulunya.
Baca: 10 Jet MiG-31 Foxhound Siap Tempur dengan Rudal Terbaru Kinzhal
MiG-31BM mampu mendeteksi sasaran pada jarak 320 m dan dapat mengunci delapan dari 24 target sasaran yang dijejaknya.
Pesawat ini juga memecahkan rekor penerbangan selama 7 jam 4 menit di udara dengan menempuh jarak 8.000 km. Sebanyak 50 unit MiG-31B di-upgrade menjadi MiG-31BM sejak tahun 2011.
Ada pula MiG-31BSM, versi modern dari MiG-31BS. Sebanyak 60 unit MiG-31BS dimodernisasi menjadi MiG-31BSM untuk Angkatan Udara Rusia mulai tahun 2014.
Berbeda dengan pendahulunya Sobat Angkasa Review, MiG-31BSM telah dilengkapi dengan air refueling probe. Pesawat ini juga menggunakan kaca kanopi baru yang menurunkan tingkat panas saat bergesekan dengan udara. Alhasil MiG-31BSM dapat melaju pada kecepatan jelajah 3.000 km/jam.
Selanjutnya ada juga varian MiG-31K yang basisnya merupakan MiG-31BM. Pesawat inilah yang mampu membawa rudal balistik luncur udara hipersonik Kh-47M2 Kinzhal. Sebanyak 10 unit MiG-31BM telah dimodifikasi menjadi MiG-31K dan menjadi peluncur rudal maut Kinzhal.
Dengan menjalani beragam modifikasi, direncanakan MiG-31BM dan varian-varian terbaru lainnya masih akan digunakan hingga tahun 2030-an.
Roni Sontani